Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alih Fungsi Lahan Pertanian: Pemprov Banten Jaga Lebak dan Pandeglang

Pemerintah Provinsi Banten menyatakan pihaknya bakal lebih tegas dalam pemetaan tata ruang lahan agar area pertanian tidak sampai tergusur bangunan perumahan maupun pabrik-pabrik industri.
Ilustrasi/JIBI Photo
Ilustrasi/JIBI Photo

Bisnis.com, TANGERANG—Pemerintah Provinsi Banten menyatakan pihaknya bakal lebih tegas dalam pemetaan tata ruang lahan agar area pertanian tidak sampai tergusur bangunan perumahan maupun pabrik-pabrik industri.

Gubernur Banten Rano Karno menyatakan pemerintah provinsi punya regulasi menyangkut pemetaan lahan pertanian. Dan sejauh ini ada dua wilayah yang menjadi fokus utama pemprov dalam menjaga keberlangsungan lahan pertanian di sana.

“Kami khususnya sangat ketat dalam perizinan untuk investasi industri di Kabupaten Lebak dan Pandeglang,” ucap Rano dalam wawancara khusus bersama Bisnis, belum lama ini.

Lahan sawah, imbuhnya, dipastikan tidak boleh dialihfungsikan menjadi pabrik-pabrik. Tapi aturan ini dikecualikan untuk persawahan yang tidak lagi produktif.

Sebetulnya, larangan mengalihfungsikan lahan persawahan aktif menjadi kawasan industri berlaku di seluruh wilayah Banten. Tapi Rano mengakui ada pelanggaran di sejumlah wilayah.

“Di Kabupaten Tangerang sudah banyak perubahan peruntukan lahan pertanian. Tapi pemprov tidak bisa ikut campur karena itu wewenang pemda setempat,” ujarnya.

Guna mencegah hal yang sama terjadi lebih meluas, pemprov Banten kini lebih ketat dalam mempromosikan peluang investasi kepada para pemilik modal.

Pemprov langsung menekankan mana wilayah hijau atau yang terbuka bagi investasi dan mana yang kuning serta merah.

Pertanian

Sementara itu, pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Provinsi Banten pada triwulan III/2015 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya lantaran kekeringan di sejumlah wilayah.

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Bank Indonesia Provinsi Banten menyatakan, sektor tersebut hanya bertumbuh 14,13% (year on year/yoy).

Padahal selama April - Juni pertumbuhannya mampu menyentuh 15,09% (yoy).

Kepala Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan mengatakan, produksi padi pada triwulan ketiga tahun ini turun sekitar 10,4% ketimbang triwulan sebelumnya. Kondisi ini terpengaruh fluktuasi cuaca berupa kemarau berkepanjangan.

"El Nino diperkirakan terus berlangsung sampai Desember atau Januari 2016, sehingga butuh upaya khusus untuk terus dilakukan instansi terkait," tuturnya.

Puso padi sawah selama Mei - Agustus bahkan mencapai sekitar 8.000 ha. Adapun yang terbesar berada di Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.

Sementara padi ladang dalam Angka Ramalan (Aram) II/2015 turun sejumlah 24.000 ton (yoy).

Budiharto menyatakan, secara umum sejalan dengan perlambatan pertumbuhan, penyaluran kredit korporasi ke sektor pertanian turun signifikan sebesar -42% secara year on year.

"Penurunan juga terjadi pada harga jual dan kapasitas produksi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler