Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPR Hadapi Masalah Keterbatasan SDM Handal

Di tengah ketatnya persaingan perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan operasional Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menghadapi persoalan kekurangan SDM mumpuni untuk melayani nasabah.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ketatnya persaingan perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan operasional Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menghadapi persoalan kekurangan SDM mumpuni untuk melayani nasabah.

Heru Kristiana, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 4 OJK, mengatakan sekitar 17% BPR mengalami kekurangan tenaga SDM yang berdampak terhadap lemahnya pelayanan, sehingga menyulitkan bersaing dengan bank umum.

Menurutnya, sesuai standar OJK untuk SDM yang mengoperasikan satu kantor BPR minimal beranggotakan 12 orang. Namun pada kenyataannya 17% dari 1.634 BPR beroperasi dengan tenaga kerja di bawah standar tersebut.

“Bagaimana pelayanan mau optimal kalau SDM-nya tidak cukup. Minimal satu kantor cabang BPR diisi 12 orang,” katanya kepada Bisnis.com, Kamis (17/7/2014) malam.

Dia mengatakan ada banyak persoalan yang dihadapi BPR untuk bisa bersaing di industri keuangan a.l minimnya ketersediaan modal untuk mengembangkan bisnis, aspek good corporate governance (GCG) yang terabaikan, serta kuantitas dan kualitas SDM yang masih lemah.

Persoalan-persoalan itu membuat BPR sulit berkembang, sehingga terkesan beroperasi ala kadarnya. Dampaknya untuk jangka panjang akan menurunkan kepercayaan nasabah dan sulit merealisasikan peran ikut serta menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kecukupan modal terutama, yang menyulitkan BPR sehingga susah merekrut SDM yang layak. Dalam banyak kasus agak kurang tajam menganalisa kredit, nah yang semacam itu melemahkan BPR,” ujarnya.

Heru menyarankan pemilik modal tidak segan-segan menyuntikan dananya untuk pengembangan bisnis bank, sehingga mampu bersaing di tengah ketatnya industri tersebut. Selain itu, juga memperhatikan aspek GCG dengan ketersediaan direksi dan komisaris dengan kualifikasi baik.

Kemudian, pelaksanaan GCG terkait prosedur kerja dan analisis kredit yang didukung sarana memadai, serta melengkapi rasio SDM dengan kompetensi yang teruji.

“OJK akan terus dorong itu. Meski sebenarnya kinerja BPR sejauh ini cukup aman tetapi harus digenjot karena persaingan bank amat ketat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper