Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Arwin Rasyid mengaku bunga deposito pada tahun ini menjadi yang tertinggi dalam kurun tujuh tahun terakhir.
"Terjadi pelambatan karena bunga tabungan dan deposito masih mahal," ungkapnya pada Bisnis, di sela-sela acara Open House yang digelar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Selasa (29/7/2014).
Selain itu, CIMB Niaga juga berupaya merevisi ke bawah rencana bisnis bank (RBB) untuk penyaluran kredit hingga mendekati 11%.
Arwin mengungkapkan ada perlambatan penyaluran fungsi intermediasi mengingat raihan dana pihak ketiga (DPK) kian lambat.
Menurutnya, saat bunga deposito mahal, maka bunga kredit yang dibebankan ke debitur juga akan mahal. Melihat perlambatan yang terjadi, Arwin memprediksi laju kredit industri perbankan bisa saja menyentuh 10% hingga akhir tahun ini.
Dalam laporan keuangan Juni 2014, Bank CIMB Niaga membukukan laba bersih senilai Rp1,95 triliun pada semester I/2014, turun 8,5% dibandingkan Rp2,13 triliun pada periode sama tahun lalu.
Penurunan laba terjadi karena peningkatan biaya operasional. Biaya operasional pada semester I/2014 naik 8,6%, sedangkan pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 4,0%.
Di sisi lain, sumber pendapatan berbasis biaya (fee based income) juga menurun 5,9% menjadi Rp1,51 triliun.
Pada kuartal II/2014, CIMB Niaga mencatatkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross sebesar 2,97%, naik dibandingkan dengan posisi pada periode sama tahun lalu 2,25%.
Adapun, penyaluran kredit hingga Juni 2014 mencapai Rp164,66 triliun, naik 9,1% year on year. Pada periode yang sama, dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp165,83 triliun, naik 10,6% year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
