Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK DUNIA Yakin Ekonomi Indonesia Masih Bisa Tumbuh 5,2 Persen

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 masih mencapai 5,2 persen, meskipun sempat terdampak gejolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 masih mencapai 5,2 persen, meskipun sempat terdampak gejolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Kami optimistis penerimaan domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2015 rata-rata masih di atas 5 persen, serta dengan pertumbuhan 2014," kata ekonom Bank Dunia Ahya Ihsan, saat menjadi pembicara dalam diskusi Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (18/12).

Menurutnya, optimisme pertumbuhan ekonomi itu didukung dengan masih tingginya konsumsi masyarakat atau swasta pada kuartal ke-III 2014 yang meningkat sebesar 5,4 persen, ditambah dengan belanja pemerintah yang masih mampu mengimbangi tren penurunan kontribusi ekspor dan investasi.

"Memang sebaiknya pertumbuhan (ekonomi) juga didominasi investasi, namun kami melihat dalam waktu dekat kenaikan itu (investasi) belum ada," kata dia.

Menurut Ihsan, kompensasi bahan bakar minyak melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) bagi masyarakat miskin akan mampu melindungi masyarakat miskin secara signifikan dalam menghadapi penyesuaian BBM itu.

"Meskipun nantinya akan ada ganjalan dalam pendataan masyarakat, kami yakin program itu efektif," ungkapnya.

Bahkan menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa di atas 5,2 persen dengan catatan Pemerintahan Presiden Joko Widodo mampu mewujudkan pembangunan infrastruktur seperti di sektor maritim sesuai yang dicita-citakan, serta memaksimalkan belanja modal.

"Jika masih mengikuti pola pemerintahan lama, saya tidak yakin belanja modal akan mampu ditingkatkann pada tahun depan," ujar dia.

Mengenai pelambatan laju pertumbuhan ekonomi, Ihsan mengatakan, bukan hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, namun juga negara-negara maju lainnya. "Jadi Indonesia sesungguhnya tidak sendirian," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper