Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Klaim Rupiah Melemah Untungkan APBN

Lemahnya nilai tukar mata uang rupiah berdampak positif bagi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro Foto:Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro Foto:Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Lemahnya nilai tukar mata uang rupiah berdampak positif bagi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Pasalnya, pelemahan rupiah ini dapat menambah surplus APBN akibat sokongan peningkatan pendapatan dari sumbangan ekspor migas dan pertambangan.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan setiap kali mata uang rupiah melemah Rp100 per dollar Amerika Serikat (AS) maka akan ada tambahan atau surplus anggaran.

"Memang kurs yang terjadi sekarang berada di atas asumsi APBN tetapi saya sampaikan bahwa setiap pelemahan kurs sebesar Rp100 akan menciptakan surplus di APBN," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Adanya potensi penambahan itu berasal dari meningkatnya pendapatan ekspor sektor migas dan pertambangan yang lebih besar dibandingkan dengan tambahan bunga utang yang harus dibayarkan.

"Ada selisih penerimaan dari migas dan pertambangan baik berupa royalti dan bagi hasil migas, dikurangi dengan tambahan pembayaran bunga utang. Selisihnya akan ditambahkan surplus ke anggaran. Ini untuk menjelaskan pelemahan rupiah tidak membahayakan anggaran," tutur Bambang.

Dengan adanya pelemahan rupiah dan penurunan harga komoditas, tambahnya, mampu meningkatkan ekspor di sektor migas dan pertambangan.

Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah menjaga kestabilan makro ekonomi sehingga nilai tukar rupiah terus terjaga.

"Yang paling penting kita jaga kestabilan makro ekonomi agar ekspor meningkat dan current account deficit (CAD) juga dijaga," katanya

Dia menilai depresiasi rupiah tidak berdampak buruk bagi keuangan negara meskipun angkanya melebihi asumsi makro ekonomi di dalam APBN.

"Kami anggap pelemahan kurs ini tidak membahayakan anggaran, malah risiko terbesar ada di target penerimaan pajak," ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper