Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tunggu Tanda Pertumbuhan Ekonomi AS

Para anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) sepakat untuk menunda kenaikan suku bunga acuannya, sampai mendapat tanda-tanda yang jelas bahwa pelambatan pertumbuhan ekonomi AS hanya bersifat sementara.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA—Para anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) sepakat untuk menunda kenaikan suku bunga acuannya, sampai mendapat tanda-tanda yang jelas bahwa pelambatan pertumbuhan ekonomi AS hanya bersifat sementara.

Hal itu tertulis dalam risalah hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilakukan pada 3-4 Mei 2017 lalu. Meskipun demikian, sebagian besar anggota dewan gubernur juga menghendaki agar kenaikan suku bunga dapat dilakukan dalam waktu dekat.

“Anggota Dewan Gubernur The Fed sepakat untuk menungu bukti tambahan bahwa pelambatan ekonomi di AS hanya terjadi sementara, sebelum melakukan pengetatan moneter,” menurut risalah The Fed, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/5/2017).

Seperti diketahui laju produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal I/2017 hanya melaju 0,7% atau di bawah prediksi pasar sebesar 1,2%. Capaian itu juga menjadi yang terendah sejak tiga tahun terakhir.

Akan tetapi, The Fed percaya bahwa rebound pada PDB AS akan terjadi pada kuartal II/2017. Apabila hal itu terjadi dan sesuai ekspektasi, maka The Fed tak akan ragu lagi untuk mengerek suku bunganya.

Adapun, para pengamat masih optimis bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi mulai Juni dan akan kembali terjadi pada akhir tahun ini.

“Saya perkirakan mereka akan mulai melakukan pengetatan moneternya pada Juni, yang kemungkinan besar akan berlanjut pada kuartal IV/2017,” ujar  Matt Toms, Kepala Investasi Pendapatan Tetap Voya Investment Management di Atlanta, Kamis (25/5/2017).

Sementara itu, terkait proses pemangkasan neraca keuangan The Fed senilai US$4,5 miliar, seluruh pejabat satu suara bahwa kebijakan itu akan mulai dilakukan pada akhir tahun ini. Mereka juga sepakat bahwa pelepasan aset tersebut akan berdampak positif bagi perekonomian AS.

Seperti diketahui, Bank Snetral AS saat ini masih memegang portofolio yang sebagian besar terdiri oleh utang pemerintah yang terakumulasi sejak krisis 2008. The Fed, selama ini masih terus menerima imbal hasil dari obligasi yang jatuh tempo tersebut, yang akhirnya masuk dalam neraca keuangan mereka.

Dalam risalah tersebut, para pejabat The Fed sepakat untuk menetapkan jumlah dana yang dilepas dari neraca keuangannya itu, tanpa diinvestasikan kembali. Proses pelapasan tersebut rencananya akan dilakukan setiap bulan pada tahun depan.

Selain itu, mereka juga sepakat akan membentuk sistem yang menetapkan batas atas dari jumlah dana yang akan dilepas setiap bulannya. Kebijakan ini dinilai oleh sebagian pengamat hampir mirip dengan kebijakan tapering pada pembelian obligasi atau disebut dengan quantitative easing.

Sementara itu, proses kenaikan batas atas pelepasan dana itu rencannaya akan ditetapkan setiap tiga bulan sekali. The Fed mengaku, setidaknya proses pelepasan dana itu akan mulai dihentikan ketika neraca keuangan mencapai level US$2,5 triliun.

“Hampir semua pejabat menyatakan pandangan yang sama, yakni mendukung proses pemangaksan neraca keuangan Teh Fed ini,” seperti dikutip dari risalah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper