Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 21 SEPTEMBER: Tekanan Bayangi Ekonomi 2019, Diversifikasi Pembiayaan Dipacu

Berita tentang tekanan ekonomi global serta diversifikasi sumber pembiayaan proyek infrastruktur menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (21/9/2018).
Vice President Strategy & Business Development PT Digital Indonesia Raya Nicole Yap (kanan) bersama Head of Startup Relations Alyssa Maharani membaca koran saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Vice President Strategy & Business Development PT Digital Indonesia Raya Nicole Yap (kanan) bersama Head of Startup Relations Alyssa Maharani membaca koran saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Berita tentang tekanan ekonomi global serta diversifikasi sumber pembiayaan proyek infrastruktur menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (21/9/2018).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Tekanan Bayangi Ekonomi 2019. Tekanan ekonomi global yang diprediksi masih terus berlanjut, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi domestik yang rentan, berpotensi membayangi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. (Bisnis Indonesia)

Diversifikasi Pembiayaan Dipacu. Pemerintah mendorong diversifikasi sumber pembiayaan proyek infrastruktur dari porsi ekuitas dan tidak lagi bergantung pada penjaminan maupun pinjaman. (Bisnis Indonesia)

Porsi SBN Rupiah Diperbesar. Pemerintah akan memperbesar porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah menjadi lebih dari 80% dari total rencana emisi pada tahun depan. (Bisnis Indonesia)

Penambahan Anggaran Tunggu Revisi DIPA. Pemerintah telah menetapkan outlook subsidi Solar pada 2018 senilai Rp34,1 triliun atau naik Rp26,3 triliun (228,7%) dari pagu awal yang dipatok senilai Rp7,8 triliun. Proses pencairan subsidi tersebut tinggal menunggu revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). (Bisnis Indonesia)

Solar Bersubsidi Diperketat. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina (Persero) memperketat pengawasan distribusi solar bersubsidi di seluruh Indonesia. Harga solar bersubsidi saat ini lebih murah sekitar Rp5.000 per liter dari harga solar nonsubsidi, sehingga komoditas tersebut rawan ‘bocor’ atau diselewengkan ke konsumen industri. (Investor Daily)

Kumpulkan Bekal Sejak Sekarang. Tahun 2018 memang masih tersisa tiga bulan lagi. Meski begitu, sejumlah analis sudah mulai membuat perhitungan prospek pasar saham pada tahun depan. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper