Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lestari Capital Inisiasi Pembiayaan Lingkungan

Lestari Capital, lembaga non profit yang bergerak di pembiayaan lingkungan mengumumkan peluncuran sebuah mekanisme pembiayaan baru untuk mendorong konservasi jangka panjang melalui pasar komoditas global.
Hutan pinus di Kabupaten Dlingo, Yogyakarta./Istimewa
Hutan pinus di Kabupaten Dlingo, Yogyakarta./Istimewa

Bisnis.com JAKARTA --  Lestari Capital, lembaga non profit yang bergerak di pembiayaan lingkungan mengumumkan peluncuran sebuah mekanisme pembiayaan baru untuk mendorong konservasi jangka panjang melalui pasar komoditas global.

Program ini dilakukan dengan Cargill sebagai klien pertamanya. Terobosan ini diumumkan pada Forum Tri Hita Karana untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Gabriel Eickhoff, CEO Lestari Capital mengatakan model dampak Lestari Capital ini menjawab kebutuhan pembiayaan konservasi jangka panjang melalui kolaborasi dengan sektor keuangan, komoditas, dan ekonomi iklim. Sustainable Commodities Conservation Mechanism (SCCM) menjadi inti dari kemitraan ini, yang membiayai proyek-proyek selama periode waktu 25 tahun.

SCCM memberikan pengawasan fidusia independen yang memastikan pembayaran atas dasar hasil nyata di lapangan, sehingga menjamin manfaat bagi masyarakat lokal dan terhadap iklim global serta keanekaragaman hayati.

Lestari Capital menyediakan suatu kendaraan pembiayaan proyek yang aman dan transparan untuk perusahaan-perusahaan komoditas agar dapat memenuhi berbagai kewajiban komitmen keberlanjutan, serta standar seperti sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Perusahaan ini juga mengembangkan sumber-sumber pembiayaan konservasi dari berbagai sektor lain yang terus berubah dalam menghadapi tekanan konsumen dan industri, termasuk sektor energi, transportasi, dan teknologi.

"Kami mendirikan perusahaan ini untuk mengatasi dua aspek kegagalan pasar. Pertama, tidak cukup banyak permintaan terhadap proyek konservasi berkualitas tinggi dan kedua, pasar komoditas global belum cukup menjaga sumber daya alam yang ada," katanya seperti dikutip dari siaran pers,Senin (15/10).

Transaksi awal Cargill melalui SCCM akan dilakukan selama 25 tahun untuk sebuah proyek kehutanan masyarakat. Proyek ini ama  dilakukan di jantung Kalimantan guna mendorong investasi ke mata pencaharian baru seperti ekowisata dan produk hasil hutan.

"Kami bermitra dengan Lestari Capital untuk merancang suatu mekanisme yang dapat memenuhi kebutuhan kami sebagai anggota RSPO, sehingga dapat menjamin bahwa komitmen pembiayaan kami dikelola secara bertanggung jawab," kata Colin Lee, Direktur Corporate Affairs Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd.

Dari waktu ke waktu, perlindungan dan restorasi hutan -bersama dengan penggunaan lahan berkelanjutan dan penghormatan terhadap hak masyarakat adat- semakin dianggap sebagai solusi iklim yang alami. Jika dikombinasikan, keduanya berpotensi untuk mencapai penyimpanan karbon sebesar 30 persen yang dibutuhkan pada 2030 untuk memenuhi target Perjanjian Iklim Paris (Paris Agreement).

Lestari Capital mengumumkan pada sebuah forum internasional besar di Bali, dimana Presiden Jokowi mempertemukan para eksekutif -termasuk dari Unilever, Global Environment Facility, Alibaba, PT SMI, Tsinghua University, HSBC, Standard Chartered, Credit Suisse, ADM Capital, Asian Development Bank, China Development Bank, SYSTEMIQ, dan Blended Finance Taskforce- untuk menyerukan pendekatan-pendekatan baru dalam mencari solusi iklim alami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper