Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank BKE Tumbuh 17%

JAKARTA — PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau Bank BKE mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 17,08% per 30 September 2018 menjadi Rp16,47 miliar dari Rp14,07 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi/Antara
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi/Antara

JAKARTA — PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau Bank BKE mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 17,08% per 30 September 2018 menjadi Rp16,47 miliar dari Rp14,07 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan pada fungsi intermediasi perbankan. Penyaluran kredit Bank BKE tercatat tumbuh 13,07% secara tahunan menjadi Rp3,26 triliun dari Rp2,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, dibalik kenaikan pembiayaan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross justru naik menjadi 3,74% dari periode sebelumnya 3,55%.
Direktur Utama Bank BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan, strategi perseroan fokus pada bisnis utama, yaitu penyaluran kredit modal kerja koperasi pegawai negeri, kredit pensiunan, dan pada tahun ini mulai mengucurkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk segmen menengah dengan limit maksimal Rp500 juta.
“Karena pertumbuhan pada kredit konsumer belum terlalu tinggi, BKE juga membiayai modal kerja khususnya pada kredit konstruksi perumahan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (16/10).
Sasmaya mengungkapkan, kinerja kredit perseroan pada tahun ini memang lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian pada 3 tahun terakhir, karena manajemen saat ini fokus untuk memperkuat permodalan dengan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) maupun rencana untuk melantai di bursa (initial public offering/IPO).
Akibatnya, pendapatan perseroan pun terkoreksi dari sisi rasio margin bunga bersih sebesar 70 basis poin menjadi sebesar 5,25% dari tahun sebelumnya 5,95%. Oleh sebab itu, menurutnya, perolehan laba belum maksimal meskipun persentase pertumbuhan masih stabil.
Hal tersebut seiring dengan tingginya kenaikan beban biaya dana karena dampak kenaikan suku bunga acuan.
Selain itu, ungkap Sasmaya, ada kenaikan pada pencadangan. Hal itu diperparah dengan kondisi perseroan yang tidak menerima setoran modal selama 4 tahun terakhir.
Untuk menambah kebutuhan modal perseroan sempat melakukan penerbitan obligasi subordinasi (subdebt) dengan biaya kupon yang cukup tinggi, yakni 11,86%.
“Namun demikian sampai dengan akhir tahun ini dan terutama tahun depan kinerja Bank BKE akan semakin membaik,” kata Sasmaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper