Hati-hati, Indonesia Rawan Malware Mobile

Dhiany Nadya Utami
Senin, 26 Maret 2018 | 20:54 WIB
Ilustrasi Malware/Antara
Ilustrasi Malware/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menduduki peringkat tiga teratas negara yang paling banyak diserang oleh malware mobile.

Riset dari Kaspersky Lab menyebut Iran ada di peringkat pertama dengan 57,25% serangan, diikuti oleh Bangladesh (42,76%), dan Indonesia (41,14%)

Wabah ransomware ini tak hanya melanda 3 negara tersebut, menurut Kaspersky Lab, sepanjang 2017 mereka menemukan 544.107 paket instalasi untuk  mobile ransomware Trojan. Angka tersebut 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan 2016 dan 17 kali lebih tinggi daripada 2015.

Peningkatan volume ini diakibatkan aktivitas tinggi dari jenis Trojan Congur pada bulan-bulan pertama 2017. Trojan Congur merupakan sejenis pemblokir yang mengatur atau menyetel ulang PIN dari perangkat dan kemudian meminta uang untuk membuka blokir perangkat.

Dalam keterangan tertulis, Ahli Keamanan di Kaspersky Lab Roman Unuchek menyebut lanskap ancaman pada perangkat seluler berbanding lurus dengan apa yang terjadi di pasar seluler secara global.

“Saat ini, mobile advertising Trojan yang mengeksploitasi hak root memang sedang menurun, tetapi jika versi terbaru Android firmware menjadi rentan, maka akan muncul peluang baru dan kami akan melihat pertumbuhannya kembali,” ujarnya seperti dikutip Bisnis, Senin (26/3/2018)

Unuchek menyebut hal yang sama berlaku untuk mata uang virtual, menurutnya dengan peningkatan aktivitas penambangan cryptocurrency di seluruh dunia dapat dipastikan akan semakin banyak modifikasi lanjutan dari malware mobile dengan modul mining di dalamnya.

Hasil penelitian Kaspersky Lab menyebut kemampuan dan teknik mobile ransomware cenderung sama sepanjang 2017, tetapi para ahli menemukan beberapa fungsi baru ransomware dari jenis Trojan perbankan, seperti Svpeng dan Faketoken, yang dimodifikasi agar bisa mengenkripsi file pengguna.

Kendati demikian, secara keseluruhan jumlah serangan sepanjang 2017 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2017 terjadi sekitar 7 juta percobaan serangan oleh malware, sementara pada 2016 serangan mencapai angka 40 juta.

Adapun, jumlah pengguna perangkat berbasis Android yang terlindungi naik menjadi 4,9 juta pengguna. Angka ini 1,2 kali lebih banyak daripada 2016.

Untuk mengurangi risiko terinfeksi ada beberapa hal yang dapat dilakukan penguna di antaranya selalu perbarui perangkat, hindari mengunduh aplikasi dari sumber tidak dikenal, jalankan pemindaian secara teratur, dan gunakan solusi keamanan untuk perangkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper