Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Melemah, Ekspor Bakal Stagnan

Bank Indonesia memproyeksi kinerja ekspor tahun ini relatif stagnan, didera oleh pelemahan harga komoditas akibat penurunan permintaan dari China, sebagaimana tercermin pada performa kuartal I/2014.
Bongkar muat peti kemas di pelabuhan. Ekspor diprediksi melemah/Bisnis
Bongkar muat peti kemas di pelabuhan. Ekspor diprediksi melemah/Bisnis

Bisnis.com, PADANG--Bank Indonesia memproyeksi kinerja ekspor tahun ini relatif stagnan, didera oleh pelemahan harga komoditas akibat penurunan permintaan dari China, sebagaimana tercermin pada performa kuartal I/2014.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan peningkatan ekspor manufaktur sejalan dengan tren pemulihan ekonomi negara maju belum dapat mengompensasi penurunan pengapalan komoditas primer. Selama ini, komoditas primer menyumbang sekitar 65% ekspor Indonesia.

Selain masalah koreksi harga komoditas, menurut Perry, penghambat pertumbuhan lainnya adalah dampak kebijakan pembatasan ekspor mineral.

“Ekspornya rendah sekali. Kayaknya hampir tidak tumbuh sama sekali . Itu secara keseluruhan untuk tahun ini,” katanya seusai acara Laporan Perekonomian Indonesia 2013, Selasa (10/6/2014).

Di sisi lain, impor masih tumbuh. Perry menyebutkan secara neto, laju ekspor akan negatif. Proyeksi ini agak berbeda dengan perkiraan bank sentral sebelumnya yang menyebutkan ekspor masih bisa tumbuh – meskipun melambat -- 1,5%-1,9%, sedangkan impor naik tipis 0,5%-0,9%.

Sementara itu, proyeksi konsumsi rumah tangga masih sama dengan perkiraan sebelumnya, yakni tumbuh 5,1%-5,5%, didukung oleh kegiatan Pemilu 2014 dan kenaikan pendapatan pada kelompok PNS, TNI/Polri, dan pensiunan. Konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) dengan andil sekitar 55% setiap tahun.

Investasi pun masih diperkirakan tumbuh moderat di kisaran 4,8%-5,2%, ditopang oleh investasi bangunan meskipun sedikit tertahan oleh perilaku wait and see pelaku usaha terkait pelaksanaan pemilu.

Dengan kinerja sumber-sumber pertumbuhan itu, Perry menyebutkan pertumbuhan ekonomi tahun ini mungkin melaju 5,3%, melambat dari pertumbuhan tahun lalu 5,78% . “Itu angka mid-nya. Nanti akan kami lakukan assessment lagi apakah biasnya ke atas atau ke bawah dari kisaran 5,1%-5,5%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper