Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GULA RAFINASI: Stok Kuartal IV Habis, Industri Mamin Terganggu

Pelaku usaha industri makanan dan minuman menyatakan pasokan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman akan kosong pada triwulan IV/2014.
Gula rafinasi. Stok Kuartal IV Habis, Industri Mamin Terganggu.
Gula rafinasi. Stok Kuartal IV Habis, Industri Mamin Terganggu.

Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku usaha industri makanan dan minuman menyatakan pasokan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman akan kosong pada triwulan IV/2014.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan kebutuhan gula rafinasi pada sektor mamin masin tetap tinggi. Tahun lalu, kebutuhan rafinasi sekitar 2,7 juta ton.

Adapun tahun ini, kebutuhan rafinasi di sektor mamin sama dengan jumlah kebutuhan gula mentah untuk diolah menjadi rafinasi, yakni sekitar 2,9 juta ton.

Dia memperkirakan, stok gula rafinasi diperkirakan akan habis pada kuartal IV/2014 bila kuota impor tidak segera dikeluarkan.  Menurutnya, memang saat ini masih ada kuota izin impor yang belum dikeluarkan oleh Kemendag dengan alasan masih adanya stok gula konsumsi, serta terus turunnya harga gula konsumsi.

Padahal, kata Adhi, aturan untuk gula konsumsi dan gula industri sudah dibedakan sehingga Kemendag tidak perlu menahan pemberian izin impor gula mentah untuk gula rafinasi.

“Jangan sampai industri mamin terganggu seperti dua tahun lalu. Kami minta pemerintah mengeluarkan sisa stok atau izin impor untuk kebutuhan mamin,” jelas Adhi di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Bila stok gula rafinasi habis, kata Adhi, dipastikan sektor industri mamin akan terganggu. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah bisa melakukan penindakan secepatnya. Untuk mendatangkan gula mentah tidak bia dilakukan dengan cepat atau membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Sehingga, dia meperkirakan akan ada kekosongan pasokan pada September dan Oktober.

“Perhitungannya itu, kegiatan produksi mamin pada semester II itu 40%. Kalau pemerintah sisa kuota impor yang 800.000 ton tidak dikeluarkan, produksi mamin akan mengkhawatirkan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper