Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kebutuhan Gas Bumi Capai 7% Per Tahun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi pertumbuhan kebutuhan gas bumi sepanjang 2015-2030 mencapai 7%.
Gas Alam. /Bloomberg
Gas Alam. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi pertumbuhan kebutuhan gas bumi sepanjang 2015-2030 mencapai 7%.

Kementerian ESDM belum lama ini meluncurkan Peta Jalan Kebijakan Gas Bumi Nasional 2014-2030. Buku tersebut memprediksi pertumbuhan rata-rata kebutuhan gas bumi dari tahun 2015-2020 adalah 6% per tahun, tahun 2020-2025 sebesar 7% per tahun dan 2025-2030 sebesar 5% per tahun.

“Buku itu juga mengungkapkan gas bumi dalam Kebijakan Energi Nasional sampai 2050,” seperti dilansir lama resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Sabtu (25/10/2014).

Di sana disebutkan gas bumi dioptimalkan pemanfaatannya dan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan energi, seperti  industri, pembangkit listrik, rumah tangga (city gas) dan transportasi serta diutamakan untuk pemanfaatan yang memiliki nilai tambah yang paling tinggi.

Peningkatan kebutuhan yang cukup signifikan pada 2015-2025 karena gas bumi dioptimalkan penggunaannya di dalam negeri, baik sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri serta sebagai jembatan untuk mempersiapkan penggunaan teknologi yang lebih bersih seperti energi baru dan terbarukan.

Pada 2025-2050, kebutuhan gas bumi mengalami perlambatan karena diharapkan energi baru dan terbarukan memiliki peran lebih besar, terutama untuk sektor kelistrikan dan transportasi.

Smeentara itu, gas bumi diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan energi yang memberikan penciptaan nilai tambah lebih tinggi terutama sektor industri.

Kementerian ESDM meyakini potensi cadangan gas Indonesia masih dapat bertahan 59 tahun lagi dengan cadangan gas mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF. Perkiraan potensi itu didasarkan status pada 2008. 

Namun, keyakinan ini tentu tidak bisa memberi kepastian bahwa tingkat produksi gas tersebut dapat memenuhi kebutuhan.

Pada 2014, total pasokan gas Indonesia mencapai 6.970 MMScfd yang berasal dari pasokan eksisting 6.764 MMSCFD dan pasokan project 206 MMscfd. Tahun berikutnya, pasokan eksisting mengalami penurunan 106 MMscfd menjadi 6.658 MMscfd dan pasokan project meningkat 704 MMscfd menjadi 910 MMscfd.

Pada 2015, terdapat pasokan potensial senilai 1 MMscfd, sehingga total pasokan gas mencapai 7.569 MMscfd.

Dilihat dari sisi kebutuhan, total demand gas tahun 2014 mencapai 9.4949 MMscfd yang terdiri dari domestic contracted sebesar 4.549 MMscfd, ekspor contracted 3.409 MMscfd, domestic committed 1.346 MMscfd, ekspor committed 156 MMscfd dan potential demand 34 MMscfd.

Pada 2015, demand gas keseluruhan mencapai 9.613 MMscfd, terdiri dari domestic contracted 4.624 MMscfd, ekspor contracted 2.711 MMscfd, domestic committed 1.863 MMscfd, ekspor committed 195 MMscfd dan potensial demand 220 MMscfd.

Dari gambaran pasokan dan kebutuhan gas pada 2014 dan 2015, terlihat adanya selisih yang cukup tajam. Pada 2014, selisih pasokan dan kebutuhan gas mencapai 2.524 MMscfd dan pada 2015 turun menjadi 2.044 MMscfd karena turunnya ekspor.

Potret pasokan dan kebutuhan gas lima tahun mendatang masih diwarnai tingkat defisit yang tetap tinggi. Selisih pasokan dan kebutuhan gas 2019 diperkirakan mencapai 2.108 MMscfd dan meningkat menjadi 2.980 MMscfd pada 2020.

Hal ini disebabkan terus menurunnya jumlah pasokan. Pada 2019, pasokan eksisting sebesar 4.476 MMscfd atau mengalami penurunan sebesar 33% dari pasokan eksisting 2014.

Pasokan gas 2019 ditopang oleh kenaikan pasokan project dari 206 MMscfd pada 2014 menjadi 3.910 MMscfd. Ada pula tambahan dari pasokan potensial sebanyak 59 MMscfd yang menjadikan pasokan gas secara keseluruhan pada 2010 sebesar 8.445 MMscfd.

Pada 2020, pasokan gas memiliki tanda penting berupa jumlah pasokan project lebih besar dari pasokan eksisting untuk pertama kalinya. Pasokan project mencapai 4.084 MMscfd dan pasokan eksisting sebesar 3.771 MMscfd.

Pada tahun tersebut, jumlah pasokan potensial juga sebesar 59 MMscfd. Adapun total pasokan gas mencapai 7.914 MMscfd.

Kebutuhan gas pada 2019 dan 2020 masing-masing sebanyak 10.553 MMscfd dan 10.894 MMscfd. Kebutuhan domestic committed semakin mendominasi kebutuhan gas keseluruhan yang mencapai 40-45%.

Sebelumnya pada periode 2014 dan 2015, porsi kebutuhan domestic committed hanya 15-20% saja terhadap total kebutuhan gas. Sedangkan porsi kebutuhan gas domestik dan ekspor mengalami penurunan hampir separuhnya.

Gambaran selisih pasokan dan kebutuhan gas 2015 dan 2030, naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode 2014-2015 dan 2019-2020. Selisih pasokan dan kebutuhan gas 2025 dan 2030 masing-masing sebesar 4.830 MMscfd dan 7.806 MMscfd.

Sisi pasokan tertekan oleh penurunan pasokan eksisting dan pasokan project. Sementara itu, jumlah pasokan potensial yang semakin besar, menembus 1.000 MMscfd, tidak dapat menahan laju penurunan pasokan.

Jumlah pasokan kebutuhan gas secara keseluruhan tahun 2015 adalah 5.747 MMscfd dan tahun 2030 sebesar 3.338 MMscfd.

Di sisi lain, kebutuhan gas justru semakin besar. Pada 2025, jumlah kebutuhan gas mencapai 10.557 MMscfd dan pada 2030 sebesar 11.144 MMscfd. Pada kedua tahun tersebut, tak hanya kebutuhan domestic committed yang mendominasi, tetapi juga terjadi kenaikan kebutuhan potensial yang signifikan.

Jumlah kebutuhan domestik committed dan kebutuhan potensial pada 2025 diproyeksikan mencapai 5.877 MMscfd dan 2.460 MMscfd. Sedangkan untuk 2030, jumlah kebutuhan domestik committed dan kebutuhan potensial diperkirakan sebesar 6.178 MMscfd dan 4.266 MMscfd.

Meski demikian, hasil kajian Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan, tingkat defisit tidak sebesar angka-angka tersebut. DEN memperkirakan kebutuhan gas tahun 2025 sebesar 20% dari Bauran Energi Nasional sebesar 7.134 barel setara minyak (BOE) atau setara 8.249 BBTUD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper