Operator Tak Siap, 4G-LTE Jadi Polemik

Sanjey Maltya
Kamis, 30 Oktober 2014 | 05:20 WIB
Layanan 4G-LTE ini sebenarnya harus dilakukan para operator secara bersama-sama /Bisnis.com
Layanan 4G-LTE ini sebenarnya harus dilakukan para operator secara bersama-sama /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menilai PT XL Axiata Tbk (EXCL) terindikasi melakukan penipuan terhadap masyarakat.

Anggota Komite BRTI Ridwan Effendi mengatakan iklan penggelaran layanan telekomunikasi seluler generasi keempat 4G-LTE (long-term evolution) yang mulai dipublikasikan XL Axiata kemarin (28/10) mengandung unsur penipuan terhadap masyarakat, sebab izin yang diberikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ini merupakan izin pelaksanaan uji coba yang terbatas baik secara waktu maupun tempat.

"Izin yang diberikan hanya penggelaran uji coba 4G-LTE di frekuensi 1.800 MHz [megahertz] di beberapa titik [lima lokasi] dan terbatas hanya hingga 3 Desember 2014," jelas Ridwan saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (29/10/2014).

Menurutnya, konversi frekuensi yang saat ini digunakan untuk layanan seluler berbasis 2G tersebut menjadi teknologi netral diperkirakan tidak akan selesai hingga 2016, mengingat Kemkominfo dan BRTI kini tengah menunggu penataan spektrum dalam frekuensi 800 MHz yang saat ini masih on progress namun ditenggat hingga Desember 2015.

"Penataan frekuensi 800 MHz ini penting untuk pengalihan trafik pengguna layanan 2G baik dari Indosat maupun Telkomsel," jelasnya sembari mengingatkan dalam frekuensi 1.800 tidak ada kanal spektrum kosong, sehingga mustahil langsung geser kiri-kanan.

Saat ditanyai mengapa hanya Indosat dan Telkomsel yang membutuhkan pengalihan trafik, Ridwan menjawab," karena XL Axiata telah menampung limpahan spektrum peninggalan Axis [pasca-akuisisi] sebesar 15 MHz. Sehingga total spektrum yang dimilikinya dalam frekuensi 1.800 MHz sebesar 22,5 MHz."

Dia menjelaskan layanan 4G-LTE ini sebenarnya harus dilakukan para operator secara bersama-sama setelah penataan mengingat perlunya penggantian perangkat yang mendukung teknologi netral yang diinstalasi di base transceiver station (BTS) masing-masing. "Jadi, alokasi spektrum yang fixed [tetap] dalam frekuensinya harus dipastikan terlebih dahulu."

Berkenaan dengan polemik tersebut, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yakni PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) akhirnya angkat bicara.

Presiden Direktur Telkomsel Alex Janangkih Sinaga menyatakan sebenarnya perseroan telah melewati masa uji coba 4G-LTE baik untuk wilayah Jakarta sejak 2010 lalu, maupun Bali saat acara APEC 2013 lalu.

"Hasil uji coba dari Kemkominfo menyatakan perseroan telah sukses, juga sudah dilaporkan ke regulator [BRTI]," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (29/10/2014).

Dia menjelaskan saat ini perseroan tengah melakukan persiapan matang untuk dapat memenuhi ketentuan dalam hal implementasi komersialisasi layanan 4G-LTE sesuai peraturan yang berlaku. Saat ditanyai kepastian komersialisasi, Alex hanya menjawab secepatnya. "Yang penting, regulasinya in place [sesuai] dulu. Nah, ini wewenangnya Kemkominfo."
 
VP Corporate Communication Adita Irawati menambahkan perseroan telah melalui beberapa tahapan yang ditentukan sebelum komersialisasi layanan 4G-LTE. Pertama, izin uji coba yang sifatnya teknis terkait kesiapan infrastruktur dan kecepatan layanan. "Dalam tahapan ini tidak boleh melakukan promosi. Kalaupun ada, harus diperjelas bahwa layanan tersebut hanya uji-coba," katanya kepada Bisnis, Rabu (29/10).
 
Yang kedua, sertifikasi perangkat jaringan operator (termasuk perangkat di BTS) oleh Kemkominfo yang dilanjutkan dengan tahapan ketiga yakni roll out alias penyebaran pembangunan jaringan.
 
Tahap keempat, adalah ULO (uji laik operasi) untuk menilai kesiapan, efisiensi, dan efektifitas jaringan 4G-LTE baru yang dibangun operator. "Setelah keempatnya kelar, baru boleh menyentuh tahapan kelima yakni komersialisasi layanan."
 
Lain dengan Telkomsel, PT Indosat Tbk (ISAT) menyatakan perseroan juga sudah merencanakan akan menggelar layanan 4G-LTE tahun depan.
 
Presiden Direktur Indosat sekaligus Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alexander Rusli mengatakan seperti halnya XL Axiata, perseroan juga sudah merencanakan penggelaran 4G-LTE pada 2015. Sayang, dia enggan merespon saat ditanyai kepastian waktunya.
 
"4G-LTE merupakan suatu keniscayaan. Sesungguhnya kunci sebenarnya terletak di handset. Kalau ada jaringan tapi handset tidak siap, siapa [pelanggan] yang akan menikmati?," ujarnya.

Dia menjelaskan perseroan serta asosiasi berharap transisi handset dari feature phone ke smartphone akan berlangsung cepat sehingga lebih mudah untuk migrasi ke teknologi netral.

Sebelumnya, XL Axiata mengaku akan menggelar layanan 4G-LTE paling lambat kuartal II/2015. Layanan berteknologi netral tersebut akan digelar melalui spektrum milik perseroan sebesar 22,5 MHz pada frekuensi 1.800 MHz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sanjey Maltya
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper