Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Pabrik Alumina Pertama dan Terbesar di Indonesia Tuntas

Indonesia akhirnya memiliki pabrik alumina pertama dan terbesar di Indonesia setelah diselesaikannya proyek pembangunan tahap pertama pabrik pengolahan dan pemurnian bijih bauksit menjadi alumina oleh PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Ketapang, Kalimantan Barat.
Alumina/Ilustrasi
Alumina/Ilustrasi

Bisnis.com, KETAPANG - Indonesia akhirnya memiliki pabrik alumina pertama dan terbesar di Indonesia setelah diselesaikannya proyek pembangunan tahap pertama pabrik pengolahan dan pemurnian bijih bauksit menjadi alumina oleh PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Ketapang, Kalimantan Barat.

Hal tersebut ditandai dengan proses soft opening oleh Gubernur Kalimantan Barat Conelius yang didampingi Bupati Ketapang Martin Rantan; Dirjen Industri, Logam, Kimia dan Aneka Tekstil Bapak I Gusti Putu Suryawirawan; serta para pemegang saham.

"Setelah memulai konstruksi sejak 2013, akhirnya kami menyelesaikan proyek tahap pertama pada hari ini. Harapannya opening ceremony bisa dilakukan oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada Juni ini," ujar Lim Gunawan Hariyanto CEO Harita Group di sela-sela soft opening, Sabtu (21/5/2016).

Dalam proses pengolahan biji bauksit tersebut, teknologi yang digunakan merupakan teknologi bayer yang dimodifikasi sehingga merupakan pionir (pertama kali) di Indonesia, yang dapat mengolah dan memberikan nilai tambah Metalurgical Bauxite (MGB) menjadi Smelter Grade Alumina (SGA).

Seluruh bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi Smelter Grade Alumina (SGA) dipenuhi langsung dari cadangan bauksit milik Harita Group dan perusahaan IUP bauksit lainnya.

Selain menyelesaikan konstruksi pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina dengan kapasitas 1 juta ton, pada tahap pertama ini perseroan juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 80 MW untuk memasok kebutuhan listrik secara mandiri berikut fasilitas penunjangnya.

"Setelah ini kami akan melanjutkan konstruksi tahap kedua dengan menambah kapasitas 1 juta ton berikutnya serta menambah 80 MW pembangkit listrik lagi," tuturnya

Ditargetkan proses konstruksi tahap kedua bisa diselesaikan pada 2018 sehingga perusahaan joint venture ini dapat memproduksi 2 juta ton alumina dan 160 MW pembangkit listrik.

Adapun total nilai investasi yang dikucurkan dalam proyek pembangunan tersebut mencapai US$1,15 Miliar. "Produk kami nantinya bisa untuk memasok kebutuhan di dalam negeri, juga dapat diekspor terutama ke China," terangnya.

Pihaknya berharap pemerintah dapat mendukung proyek tersebut dengan mempermudah berbagai perizinan dari kementerian terkait seperti Izin Usaha Industri, Izin Ekspor dan izin-izin lainnya.

PT WHW AR merupakan perusahaan joint venture yang terdiri dari PT Cita Mineral Investindo, Tbk (Harita Group) (30%), China Hongqiao Group Ltd. (56%), Winning Investment (HK) Company Ltd. (9%), Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co. Ltd (5%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper