Indosat Ooredoo Siap Luncurkan Satelit N-1

Sholahuddin Al Ayyubi
Rabu, 17 Mei 2017 | 21:16 WIB
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Ooredoo Tbk berencana meluncurkan satelit Palapa Nusantara 1 atau Palapa N-1 pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur dengan nilai investasi mencapai US$200 juta pada 2020.

Dalam rangka itu, Indosat Ooredoo juga telah menggandeng PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan membentuk perusahaan joint venture (JV) bernama PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) dengan kepemilikan saham masing-masing Indosat Ooredoo 35% dan PT PSN 65%.

Alexander Rusli, Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo mengemukakan satelit Palapa N-1 merupakan satelit keenam yang diluncurkan oleh Indosat Ooredoo di Indonesia. Menurutnya, satelit memiliki peran strategis untuk mendukung agenda pemerintah dalam memperluas akses broadband guna mengurangi kesenjangan digital di Indonesia.

"Kami percaya satelit baru ini akan membantu mempercepat proses penetrasi broadband di Indonesia, mempercepat terwujudnya masyarakat digital Indonesia dan mewujudkan apa yang dicita-citakan pemerintah untuk menjadi negara digital terbesar di Asia Tenggara," tuturnya di sela-sela acara penandatanganan MoU Pembelian Satelit Palapa-N1 dengan China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) di Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Dia optimistis satelit tersebut dapat mendukung solusi korporat (B2B) dan layanan konsumen selular Indosat Ooredoo. Menurutnya, dewasa ini dengan berkembangnya lanskap digital dan kebutuhan koneksi broadband untuk pengguna internet di Indonesia, satelit memegang peranan penting untuk dapat menjangkau masyarakat di daerah pelosok agar mendapatkan akses internet yang berkualitas.

"Dengan kondisi geografis yang unik, terdiri dari banyak pegunungan dan pulau-pulau yang tersebar, satelit memiliki peran strategis dalam mendukung agenda pemerintah memperluas akses broadband dan untuk mengurangi kesenjangan digital di Indonesia," katanya.

Alex menjelaskan satelit Palapa N-1 tersebut akan dikembangkan dengan menggunakan Chinese DFH 4 Bus yang dinilai sudah teruji dan rencananya akan diluncurkan dengan peluncur Long March 3B dari Xichang Satellite Launch Center di China.

Menurutnya, satelit tersebut akan mengoptimalkan sumber daya spektrum yang ada saat ini untuk menyediakan layanan penyiaran dan pita lebar dengan menggunakan teknologi terbaru dalam industri satelit, yaitu High Throughput Satellite (HTS).

"Akses broadband adalah kunci bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan manfaat lebih banyak dari dunia digital," ujarnya.

Berkaitan dengan itu, Indosat Ooredoo dan PT PSN melalui perusahaan joint venture PT PSNS telah menandatangani kesepakatan kerjasama untuk pembelian satelit dengan produsen satelit asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC). Penandatanganan tersebut disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam acara Asia Pacific Satellite Communications Systems International Conference (APSAT) 2017 di Jakarta.

Alex menjelaskan melalui kerja sama tersebut, Indosat Ooredoo memastikan akan terus mendukung program pemerintah dalam rangka memperluas akses broadband untuk masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia.

"Hari ini, kami menegaskan dan menyampaikan kembali salah satu profil bisnis penting kami, yakni sebagai penyedia layanan satelit di Indonesia. Hal ini menggarisbawahi komitmen kami kepada para pelanggan, terutama kepada pelanggan bisnis, keberlanjutan layanan dan kerja sama jangka panjang dengan mereka," tuturnya.

Sementara itu, CEO PT Pasifik Satelit Nusantara, Adi Rahman Adiwoso optimistis melalui kerja sama tersebut, pihaknya dapat memberikan solusi bagi masalah esenjangan digital yang ada di masyarakat Indonesia, sekaligus mempercepat penetrasi akses internet ke seluruh wilayah di Tanah Air.

"Adalah sebuah kehormatan bagi PSN untuk dapat bekerja bersama dengan Indosat Ooredoo dan PT Pintar Nusantara Sejahtera, dalam membentuk perusahaan joint ventureyang bernama PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera ini, yang akan melakukan pengadaan dan mengoperasikan satelit Palapa-N1, sebagai pengganti satelit Palapa-D," katanya.

Dia juga menjelaskan ‎pihaknya telah melakukan proses tender yang ketat untuk memiliki vendor perakit satelit tersebut. Menurutnya, berdasarkan pengalaman dalam merakit satelit, akhirnya CGWIC terpilih untuk membuat Satelit Palapa N-1.

"Reputasi mereka ini sudah sangat bagus ya pada bidang satelit, setelah diproses tender yang ketat, kami memilih mereka untuk membuat satelit N-1 ini," katanya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara juga mengakui selama ini Indonesia ‎kekurangan pasokan satelit yang harus dikejar dalam waktu 2 tahun ke depan. Dia juga optimistis melalui satelit baru Indosat Ooredoo tersebut, koneksi Internet dengan kecepatan tinggi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat hingga ke wilayah perbatasan.

"‎Saya mengapresiasi langkah yang diambil oleh pihak Indosat. Sebab, bisnis satelit merupakan bisnis yang penuh resiko, apalagi resiko kegagalan dalam peluncuran. Tapi ini adalah langkah tepat yang diambil untuk menjembatani kesenjangan akses internet di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, pemain tidak perlu khawatir terhadap berbagai resiko yang muncul pada saat berencana meluncurkan satelit. Dia memastikan pemerintah akan mendukung langkah industri telekomunikasi yang telah meluncurkan satelit.

"Pemerintah tidak berpikir dari financial feasible saja, tetapi pemerintah berpikir bangun saja dulu, nanti akan create demand. Jadi dengan demikan, confidence daristakeholder makin tinggi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper