Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saint-Gobain Incar Pertumbuhan Penjualan Papan Gipsum 20%

PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, produsen papan gipsum untuk plafon dan dinding bangunan, mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 20% pada tahun ini mengingat penetrasi material tersebut di Tanah Air masih rendah.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, produsen papan gipsum untuk plafon dan dinding bangunan, mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 20% pada tahun ini mengingat penetrasi material tersebut di Tanah Air masih rendah.

Direktur Pelaksana Saint-Gobain Indonesia Hantarman Budiono menuturkan penggunaan papan gipsum per kapita di Singapura dan negara maju telah melebihi angka 1,5 meter persegi per tahun. Sementara di Indonesia, yang pembangunannya tengah gencar, adopsinya masih berada di angka 0,42 meter persegi per tahun.

“Kami yakin pertumbuhan penjualan bisa 20% karena banyak segmen yang belum memakai papan gipsum untuk material bangunan. Pasar masih prospektif,” katanya dalam acara temu media di Palembang, Selasa (23/5/2017).

Untuk pasar Indonesia, Hantarman mengatakan Saint-Gobain masih menggarap portofolio produk konstruksi kendati di Eropa perusahaan multinasional itu masuk ke bisnis kaca datar dan distribusi. Produk konstruksi yang menjadi andalan di Tanah Air adalah papan gipsum untuk plafon dan dinding kering (drywall) merek Gyproc.

Saat ini, papan gipsum untuk plafon sudah bisa dihasilkan di pabrik Saint-Gobain di Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Pabrik berkapasitas terpasang 35 juta meter kubik per tahun ini pelan-pelan diharapkan juga memproduksi papan untuk dinding kering bila permintaan pasar meningkat.

“Sebelum pabrik Cikande beroperasi pada Oktober 2014 kami memasok barang dari pabrik Saint-Gobain di Thailand dan Malaysia,” ujar Hantarman.

Dia meyakini permintaan bakal melonjak karena dirangsang a.l oleh program pembangunan 1 juta rumah per tahun dan proyek-proyek properti investor swasta. Berkaca dari negara maju, Hantarman mengatakan papan gipsum tumbuh pesat semenjak Perang Dunia II guna memenuhi pembangunan pasca peran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper