Perkuat Teknologi Big Data, Huawei Gandeng RedTone & Fusionex

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Rabu, 24 Mei 2017 | 20:39 WIB
Ilustrasi salah satu kegiatan bisnis Huawei/Reuters-Carlos Barria
Ilustrasi salah satu kegiatan bisnis Huawei/Reuters-Carlos Barria
Bagikan

Bisnis.com, SINGAPURA - Huawei menandatangani nota kesepahaman (Mou) dengan RedTone Internasional Bhd dan Fusionex untuk mengembangkan teknologi big data guna memberi solusi bagi tingkat kepadatan yang besar di Asia Pasifik.

George Pan, Chief Technology Officer Huawei Technologies Malaysia, mengatakan berdasarkan Huawei’s Global Connectivity Index 2017, survei terbaru Huawei, sejumlah negara yang tengah melakukan pembangunan infrastruktur memerlukan bantuan infrastruktur berbasis digital.

“Huawei, pemimpin di pasar global industri telekomunikasi dan ICT solution akan menjadi solusi kepadatan penduduk,” jelas George di Marina Bay Sands, Singapura, pada Rabu (24/5/2017).

Dia mengatakan Redtone FlexiCloud adalah terobosan baru untuk menangani kepadatan manusia. Sementara Fusionex akan mengontribusikan software provider bertaraf internasional, beserta big data, dan Internet of Things (IoT). “Kami mengembangkan infrastruktur jaringannya,” jelas George.

Andy Yau, Chief Executive Redtone, mengatakan layanan ini akan menjembatani kegiatan-kegiatan manusia. Namun sasaran utama dari kerja sama ini adalah menghasilkan solusi dan mengimplementasikannya dalam berbagai sektor misalnya kesehatan, ritel, dan lainnya.

“Kami masih mengkaji, tetapi yang terbesar adalah sektor ritel di mana kami bisa melayani bukan hanya business to customer, tetapi juga business to business,” kata Andy.

Sementara itu Raju Chellam, Vice President New Technologies Fusionex, mengatakan pihaknya menawarkan jaminan big data bagi private sector dan pemerintah khususnya beberapa sektor seperti manufaktur, kesehatan untuk rumah sakit, dan ritel.

“Indonesia adalah salah satu negara yang pertumbuhannya sangat cepat di Asia Pasifik, ini juga pasar yang tepat bagi kami untuk mengelola big data, dan kami bisa membantu Indonesia ataupun Malaysia menggunakan teknologi ini,” tuturnya.

Raju menyebut pertumbuhsn big data di Indonesia sekitar 20% sampai 25% di Asia Pasifik. Dia percaya kerja sama ini bisa mengoptimalisasi pasar. Dia pun menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap cybersecurity.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper