Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Dorong Pemerintah Bangkitkan Nyonya Meneer

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mendorong pemerintah membangkitkan kembali Pabrik Jamu Nyonya Meneer yang dinyatakan bangkrut. Pasalnya, Nyonya Meneer merupakan salah satu jamu produk asli Indonesia.
PT.Nyonya Meneer/Istimewa
PT.Nyonya Meneer/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mendorong pemerintah membangkitkan kembali Pabrik Jamu Nyonya Meneer yang dinyatakan bangkrut. Pasalnya, Nyonya Meneer merupakan salah satu jamu produk asli Indonesia.

"Kami ingin ada keberpihakan dari pemerintah. Nyonya Meneer kan sudah lama dan menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Jadi, kami ingin agar pabrik itu bisa direstrukturisasi, diselamatkan dan dikembangkan kembali," ujar Rosan di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 14 Agustus 2017.

Rosan menduga pabrik jamu yang telah berdiri hampir satu abad itu akhirnya ambruk lantaran beberapa faktor, salah satunya adalah munculnya industri suplemen.

"Orang-orang mulai beralih ke suplemen," kata Rosan.

Rosan menyadari, bahwa sebuah usaha tetap tidak boleh didera kerugian. Oleh karena itu, dia menyarankan adanya evaluasi mengenai penjualan dan kalau perlu dilakukan efisiensi perusahaan, misalnya melakukan otomatisasi dalam pabrik.

"Kalau perlu dari kecil dulu, tapi lebih efisien dan penjualannya ditingkatkan. Saya rasa masih banyak orang kita yang minum jamu. Jadi, mestinya bisa lah diselamatkan," tutur Rosan.

Pengadilan Negeri Semarang memutuskan Perusahaan jamu PT Nyonya Meneer untuk dipailitkan, akibat kegagalan membayarkan kewajiban utang kepada krediturnya. Putusan itu dijatuhkan dalam sidang pada Kamis, 3 Agustus 2017.

Pemohon menyatakan PT Nyonya Meneer tidak memenuhi kewajiban untuk membayar utangnya sebesar Rp 7,04 miliar. Kurator juga telah ditunjuk untuk menyelesaikan kewajiban Nyonya Meneer kepada kreditor. Nyonya Meneer juga masih berutang Rp 10 miliar kepada para karyawan yang diberhentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper