Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPBN 2018: Pengusaha Makanan dan Minuman Minta Pemerintah Tidak Pangkas Anggaran

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menilai pemangkasan anggaran beberapa kementerian dan lembaga dalam RAPBN 2018 tidak kondusif bagi perekonomian. Pasalnya, APBN menurutnya berfungsi sebagai penggerak ekonomi.
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menilai pemangkasan anggaran beberapa kementerian dan lembaga dalam RAPBN 2018 tidak kondusif bagi perekonomian. Pasalnya, APBN menurutnya berfungsi sebagai penggerak ekonomi.

“Kalau pemerintah memangkas lagi khawatir memperlemah ekonomi. Harusnya lebih ekspansif,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (15/08/17).

Adhi menjelaskan pemerintah dapat berkaca pada fase awal pemerintahan Presiden Joko Widodo. Saat itu, penyerapan APBN berlangsung lambat sehingga berdampak kepada perekonomian.

Namun, setelah dipercepat, pergerekan perekonomian juga mengikuti. Hal itu akhirnya juga mendorong industri termasuk makanan dan minuman (mamin).

“Meskipun bukan penggerak utama tetapi pemicu perekonomian,” imbuhnya.

Pihaknya berharap pada 2018 mendatang akan ada relaksasi kebijakan ekonomi dari pemerintah khususnya untuk bahan baku industri. Dia meminta komitmen pemerintah untuk mempermudah izin impor bahan baku. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai saat ini diperlukan relaksasi untuk memberikan ruang kepada pasar. Pengetatan sejumlah aturan dalam beberapa waktu terakhir membuat pasar menjadi tertekan. 

“Harapan buat 2018 dari saya secara pribadi mau tidak mau harus relaksasi. Pemerintah juga bisa menerapkan kombinasi jangan terlalu kenceng tetapi ada relaksasi juga,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper