Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Perlu Efisiensi 20% Untuk Raup Laba Bersih US$2,3 Miliar

PT PERTAMINA (Persero) perlu melakukan efisiensi sebesar 20% di paruh kedua agar laba bersih di tahun ini mengacu pada rencana kerja perusahaan sebesar US$2,3 miliar bias tercapai.
Petugas Satgas BBM mengisi Pertamax di kaleng untuk dijual kepada pemudik di posko mudik Brimob, jalur Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6)./Antara-Harviyan Perdana Putra
Petugas Satgas BBM mengisi Pertamax di kaleng untuk dijual kepada pemudik di posko mudik Brimob, jalur Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6)./Antara-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA--PT PERTAMINA (Persero) perlu melakukan efisiensi sebesar 20% di paruh kedua agar laba bersih di tahun ini mengacu pada rencana kerja perusahaan sebesar US$2,3 miliar bias tercapai.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan untuk paruh pertama 2017, tercatat kinerja perseroan naik 19% dari sisi pendapatan. Hal itu, katanya, disebabkan kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan naiknya harga minyak.

Di paruh pertama 2017 ini, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$20,5 miliar atau lebih tinggi dari capaian periode yang sama tahun lalu yakni US$17,2 miliar. Namun, pertumbuhan pendapatan masih di bawah pertumbuhan harga minyak yang sejak periode yang sama tahun 2016 telah tumbuh 35% yakni menjadi US$48,9 per barel dari semula US$36,16 per barel.

Dari sisi laba bersih, perseroan mencatatkan penurnan 24% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Pada tahun ini, Pertamina memperoleh laba bersih sebesar US$1,4 miliar atau lebih rendah dari capaian tahun lalu periode yang sama sebesar US$1,83 miliar. Begitu pula dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) di tahun ini yang turun 22,9% daro US$4,1 miliar menjadi US$3,16 miliar.

Untuk bisa mengerek naik laba bersih, ujar Arief, pihaknya perlu melakukan efisiensi paling tidak sebesar 20%. Dengan demikian, target laba bersih US$2,3 miliar bisa tercapai di akhir tahun.

"Proyeksi kita, US$2,3 miliar itupun dengan berbagai upaya efisiensi," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Selain efisiensi, capaian laba bersih di akhir tahun, katanya, sangat bergantung pada realisasi harga minyak. Asumsi efisiensi sebesar 20% harus dilakukan perseroan untuk mencapai target bila harga minyak tak mengalami perubahan hingga pengujung 2017.

"Semuanya bergantung pada harga. Kalau harga tidak berubah kita lakukan efisiensi 20% di second half," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper