Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Padang - Pekanbaru Tahap I Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran 2019

Pemerintah menargetkan tahap pertama pembangunan tol ruas Padang Pekanbaru selesai sebelum Idul Fitri 2019, dan total pengerjaannya dibagi dalam empat tahap.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno/JIBI-Nurul Hidayat
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, PADANG — Pemerintah menargetkan tahap pertama pembangunan tol ruas Padang – Pekanbaru selesai sebelum Idul Fitri 2019, dan total pengerjaannya dibagi dalam empat tahap.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno yang meninjau sejumlah titik lokasi pembangunan tol Padang – Pekanbaru itu, menargetkan tahap pertama sudah bisa digunakan pengendara saat Lebaran 2019.

“Tahap I ruas Padang – Sicincin diharapkan berfungsi sebelum Lebaran 2019, setelahnya terus dilanjutkan tahap II dan seterusnya, sampai Pekanbaru,” katanya, Sabtu (14/10/2017).

Rini mengapresiasi masyarakat setempat yang mendukung pembangunan jalan bebas hambatan tersebut, sehingga proses pembebasan lahan menjadi lebih mudah.

Dia mengharapkan dukungan serupa juga diberikan masyarakat daerah lainnya yang wilayahnya dilewati jalur tol Trans Sumatra, terutama ruas Padang – Pekanbaru agar target percepatan pembangunan infrastruktur bisa cepat berjalan.

Menurutnya, dukungan masyarakat menjadi penting dalam pembangunan infrastruktur, mengingat tujuan perbaikan dan meningkatkan infrastruktur adalah untuk memudahkan akses transportasi dan mobilitas barang dan jasa, sehingga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dan beban distribusi barang menjadi lebih murah.

Rini menyebutkan tahap I yaitu ruas Padang – Sicincin sepanjang 29 kilometer akan mulai dibangun akhir tahun ini, dan ditargetkan rampung sebelum Idul Fitri 2019. Pembebasan lahan untuk tahap I itu tinggal menambah dari sebelumnya dengan lebar 34 meter menjadi 60 meter.

“Jadi saya sudah komunikasi dengan Wagub [Sumbar] untuk pembebasan lahan 60 meter kali 29 kilometer Padang – Sicincin. Dan akan ditambah 41 kilometer untuk bisa sampai Bukittinggi,” ujarnya.

Rini mengungkapkan untuk tahap I trasenya adalah Padang – Sicincin, namun Kementerian BUMN menilai penting memperpanjang hingga Bukittinggi karena sebagai daerah wisata dan merupakan jalur macet, sehingga memerlukan transportasi cepat.

Sementara itu, Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra menyebutkan prioritas pertama pembangunan itu adalah land clearing lahan yang akan dikerjakan serta menyiapkan desain tol sendiri.

“Pengalaman kami bangun tol, pertama adalah tanahnya, harus selesai dulu. Pendanaan gampang, sambil jalan bisa teratasi, kalau konstruksi, cari alat berat selesai,” katanya.

Putra mengatakan rerata investasi pembangunan jalan tol jika tidak memiliki kontruksi khusus menghabiskan biaya Rp100 miliar per kilometer. Namun, untuk Bukittinggi direncanakan dilengkapi terowongan mengingat rumitnya tofografi wilayah itu.

“Di Bukittinggi nanti ada terowongan, dan kami akan analisis metode termurah. Kami akan lihat metode terowongan di Cina yang lagi konstruksi,” sebut Putra.

Adapun, sesuai rencana pengerjaan tol Padang – Pekanbaru dibagi dalam empat tahap yakni ruas Padang – Sicincin ditargetkan rampung 2019, tahap II ruas Sicincin – Payakumbuh (2021-2023), tahap III Payakumbuh – Bangkinang (2022-2025) dan tahap IV Bangkinang – Pekanbaru (2021-2023) dibangun paralel bersamaan dengan tahap II.

Sebelumnya, pemerintah memastikan pembangunan jalan tol sepanjang 240 kilometer dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp35 triliun itu dibiayai melalui skema pinjaman pemerintah, yang sebagian kontruksinya dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan pihaknya mengadakan pertemuan dengan JICA untuk membahas detail pelaksanaan pembangunan tol tersebut.

“Mereka [JICA] komit untuk membiayai setidaknya di bagian rencana tunnel-nya di daerah gambut. Secara bersama-sama nanti diselesaikan, tetapi penugasannya sudah ke HK [Hutama Karya],” ujarnya.

Menurutnya, semula pembangunan direncanakan melalui skema pendanaan langsung kepada PT Hutama Karya, namun opsi tersebut membutuhkan prosedur yang lebih lama, sehingga dialihkan menjadi skema pinjaman pemerintah.

Dia menjelaskan fasilitas pinjaman tersebut berupa private sector investment finance (PSIF) dari JICA, yaitu pinjaman bertenor panjang selama 20 tahun dengan grace period selama 10 dan bunga rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper