Ramalan ShopBack Tentang 5 Tren E-Commerce 2018

N. Nuriman Jayabuana
Kamis, 18 Januari 2018 | 14:48 WIB
Country General Manager Shopback Indonesia Indra Yonathan (kedua kanan), menjawab pertanyaan didampingi Head of Sales South East Asia Inmobi Prashant Choudhary, Head of Xiaomi South Pacific Region dan Country Manager Xiaomi Indonesia Steven Shi, dan VP Business Merchant DOKU Rizki Siwu, pada konferensi pers Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017 di Jakarta, Rabu (6/12)./JIBI-Dwi Prasetya
Country General Manager Shopback Indonesia Indra Yonathan (kedua kanan), menjawab pertanyaan didampingi Head of Sales South East Asia Inmobi Prashant Choudhary, Head of Xiaomi South Pacific Region dan Country Manager Xiaomi Indonesia Steven Shi, dan VP Business Merchant DOKU Rizki Siwu, pada konferensi pers Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017 di Jakarta, Rabu (6/12)./JIBI-Dwi Prasetya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan platform penyedia layanan transaksi, Shopback, memperkirakan sektor e-commerce masih menjadi buruan investor pada 2018.

Country General Manager Shopback Indonesia Indra Yonathan, memperkirakan pertumbuhan pasar e-commerce turut bakal menggerser pola belanja daring konsumen konsumen.

“Masyarakat saat ini tidak hanya membeli gadget atau barang fesyen secara online, namun sudah mulai membeli makanan, pulsa, membayar BPJS, serta tiket-tiket online, termasuk tiket pertandingan olahraga, konser, dan bioskop,” ujarnya.

Shopback mencatat setidaknya terdapat 5 tren yang diperkirakan bakal terjadi pada ekosistem e-commerce tahun ini:

1. Pola Perilaku Belanja Bergeser ke Online

Tidak dipungkiri, pertumbuhan positif e-commerce di Indonesia membuat perubahan pola belanja masyarakat bergeser ke online shopping. Tak ayal, sepanjang 2017, beberapa gerai ritel di Indonesia berhenti beroperasi. Bahkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) memprediksi akan ada lebih dari 50 gerai ritel akan berhenti beroperasi dan mencoba mengubah format bisnis mereka agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

MENU FAVORIT GO FOOD 2017: Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih & Pisang Goreng Madu Bu Nanik

Perubahan pola perilaku belanja ini juga ditunjukkan dengan volume transaksi e-commerce yang meningkat. Laporan tahunan yang dikeluarkan We Are Social menunjukkan, persentase masyarakat indonesia yang membeli barang dan jasa secara online dalam kurun waktu sebulan di 2017 mencapai 41% dari total populasi, meningkat 15% dibanding tahun 2016 yang hanya 26%.

Baru-baru ini, ShopBack melakukan survei terhadap lebih dari 1.000 responden di Indonesia, untuk melihat pola berberlanja online masyarakat Indonesia. Dari survei tersebut, sebanyak 70,2% responden mengaku bahwa keberadaan toko online memengaruhi perilaku belanja mereka, di mana mereka lebih sering berbelanja online dibanding berbelanja di toko offline.

“Yang menarik lagi, 83,1% responden mengaku pernah ke toko offline untuk melihat barang dan kemudian membelinya secara online. Hal ini disebabkan banyak promo diskon yang ditawarkan platfrom e-commerce, ditambah lagi mereka akan mendapatkan cashback jika melakukan transaksi belanja di ShopBack,” ujar Indra Yonathan.

2. Dompet Digital Semakin Marak

Tahun ini, jumlah pengguna smartphone di Indonesia diprediksi mencapai lebih dari 100 juta pengguna (lembaga riset digital eMarketer). Jumlah ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika. Hal ini tentunya menjadi potensi yang sangat besar untuk mengembangkan mobile wallet di Indonesia.

Tanggapan Go-Pay Atas Peringatan BI
Perkuat GrabPay, Grab Akuisisi Perusahaan Fintech India

Sepanjang 2017, ShopBack melihat ada beberapa mobile wallet yang sering diperbincangkan oleh masyarakat Indonesi, yakni GoPay, Jenius, TCash, Pay Pro dan OVO. Dilihat dari Google Trends, volume pencarian untuk kelima mobile wallet ini mengalami peningkatan. Hal yang paling menakjubkan terjadi pada OVO. Aplikasi yang diperkenalkan awal 2017 ini telah menduduki peringkat teratas, Top Free App kategori keuangan di App Store dan posisi ketiga di Google Store dengan jumlah pengunduhan lebih dari 1 juta (Appanie.com)

Tahun ini akan menjadi saksi pertumbuhan mobile wallet di Indonesia. Baru-baru ini, OVO dari Lippo bermitra dengan Grab untuk menyediakan layanan uang elektronik. Dengan kerjasama tersebut, pengguna aplikasi Grab, sudah bisa menggunakan GrabPay untuk membayar biaya perjalanan mereka. Selain itu, GoPay dari Go-Jek, yang juga telah mengakuisisi tiga perusahaan tekfin pada Desember lalu.

Yonathan mengukapkan, akan banyak lagi bermunculan beberapa kerja sama antara perusahaan lainnya untuk menciptakan mobile wallet guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, menurut Yonathan, kesiapan masyarakat untuk memanfaatkan mobile wallet menjadi penentu utama pada pertumbuhan industri ini.

3. Jasa Pengiriman Semakin Dibutuhkan

Kendala pengiriman barang yang lama menjadi salah satu permasalahan e-commerce dalam dua tahun belakang. Kemunculan jasa transportasi online dengan fitur pengiriman barang pun menjadi solusi dari permasalahan ini.

Ini Alasan Iruna Gandeng Perusahaan Logistik Lokal

Kecepatan dan harga yang cukup terjangkau dibandingkan dengan jasa pengiriman logistik konvensional, menjadi alasan konsumen lebih memilih pelayanan pengiriman di hari yang sama (same day service delivery)  serta satu hari (one-day service delivery). Namun, ini hanya berlaku untuk pengiriman dalam kota saja, jasa pengiriman logistik konvensional masih menjadi pilihan untuk pengiriman antar kota.

4. InstaSeller Pindah Lapak

Google mencatat ketertarikan masyarakat Indonesia berkecimpung di dunia e-commerce semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan data Top10 trending pencarian di Google sepanjang 2017 dalam hal “Cara Menjadi”. Dari data tersebut, masyarakat Indonesia  penasaran akan bagaimana cara menjadi Agen Bukalapak, Reseller Online Shopping dan Penjual Lazada, yang masing-masing berada di peringkat 6, 7 dan 9. Bukan itu saja, pada 2017 penjual online di media sosial, seperti Instagram dan Facebook juga semakin banyak bermunculan.

E-Commerce: Blibli Rajai Twitter dan Facebook, Hijup Jadi Ratu Instagram

Di 2018, fenomena baru akan terjadi. Para penjual online, terutama yang di Instagram mulai pindah lapak ke platform e-commerce, seperti Shopee. Platform e-commerce yang sedang naik daun ini, memiliki fitur Instashop X Shopee, yang memungkinkan para penjual di Instagram dapat memasuKkan produk yang mereka jual di Instagram ke akun Shopee dan menjualnya ke jutaan pengguna Shopee.

5. Penjualan Tiket Online Meningkat

Mulai bergesernya pola perilaku belanja masyarakat Indonesia, tentunya berdampak pada penjualan tiket. Selain penjualan tiket di sektor transportasi, penjualan tiket untuk acara-acara pertunjukan, musik dan juga olahraga mulai marak dijual secara online. Baru-baru ini, penjualan tiket laga pertandingan Indonesia kontra Islandia pun mencetak rekor penjualan tiket online.

Sukses Jual Tiket PSSI, Bukalapak Minta Jatah Online Diperbanyak

Berdasarkan data PPSI, sebanyak lebih dari 20.000 lembar tiket laga ini sudah habis terjual secara online. Bahkan pada 10 Januari 2018, sebanyak .,542 tiket telah terjual dalam satu hari dan mencetak rekor penjualan tiket online terbanyak dalam satu hari di Indonesia.

Pada 2018, akan banyak gelaran acara yang akan menyedot animo masyarakat. Sebut saja, gelaran pesta olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018 yang akan dilaksanakan pada Agustus mendatang. Pergelaran ini, diprediksi akan turut berkontribusi pada peningkatan penjualan tiket online di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper