Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Kemaritiman Setuju Impor Garam

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan setuju dengan keputusan pemerintah untuk mengimpor garam industri. Menurutnya, hal ini guna memenuhi kebutuhan garam industri di dalam negeri.
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8)./ANTARA-Zabur Karuru
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan setuju dengan keputusan pemerintah untuk mengimpor garam industri. Menurutnya, hal ini guna memenuhi kebutuhan garam industri di dalam negeri.

"Ya memang harus impor sekarang. [Impor] garam industri ya. Kalau garam konsumsi saya kira enggak ada masalah," kata Luhut di gedung Menko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Sebelumnya Kemenko Kemaritiman juga telah menyiapkan lahan seluas 100 hektare di Madura untuk memproduksi garam.

Produksi garam ini akan menggunakan teknologi yang telah ditemukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dengan alat tersebut diperkirakan garam yang dikeringkan bisa dipanen 4 hari sehingga produksi garam industri tercukupi.

"Sekarang teknologi itu semua lagi diharmonisasi pake teknologi kebanyakan dari BPPT. Kalau itu jalan itu akan sudah jauh lebih bagus," tambah Luhut.

Pemerintah kembali memutuskan membuka keran impor garam industri tahun ini. Pemerintah juga telah menetapkan kuota impor garam sebanyak 3,7 juta ton.

Keputusan impor garam ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan garam industri di dalam negeri tidak terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper