Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Listriki 19 Desa di Riau

PT PLN (Persero) telah melistriki 19 desa yang tersebar di 6 kabupaten se-provinsi Riau pada awal 2018.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir memberi paparan dalam acara penandatanganan perjanjian kredit investasi konvensional dan pembiayaan investasi syariah Tahun 2017 di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Direktur Utama PLN Sofyan Basir memberi paparan dalam acara penandatanganan perjanjian kredit investasi konvensional dan pembiayaan investasi syariah Tahun 2017 di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) telah melistriki 19 desa yang tersebar di 6 kabupaten se-Provinsi Riau pada awal 2018.

Sebanyak 19 desa tersebut terdiri dari 13 desa berada di Kabupaten Indragiri, sisanya 2 desa di Rokan Hulu, dan masing-masing 1 desa di Kampar, Siak, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.

Dengan tambahan 19 desa itu, hingga awal 2018 PLN telah melistriki 1.625 desa dari 1.835 desa yang ada di Propinsi Riau.  Hal ini serta merta menjadikan rasio desa berlistrik menjadi 88,5%.

“Masih ada 210 desa lagi yang belum menikmati aliran listrik PLN. 120 desanya ada di Kabupaten Indragiri Hilir,” ungkap General Manager PLN Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau (WRKR) M. Irwansyah Putra dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/1/2018).

Irwansyah menjelaskan untuk kota Pekanbaru 100% desanya telah berlistrik, Dumai dan Kabupaten Kuantan Sengingi masing-masing 1 desa yang belum berlistrik, Indragiri Hulu dan Bengkalis masing-masing 5 desa, Rokan Hulu 8 desa, Rokan Hilir 9 desa, Palalawan 10 desa, Siak 11 desa, Kampar 18 desa, dan Kepulauan Meranti masih ada 22 desa yang belum.

Irwansyah mengakui banyak tantangan yang dihadapi PLN dalam upayanya melistrik desa-desa di Riau, seperti yang terjadi di Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti.

“Hampir semua sisa desa yang belum berlistrik untuk pengiriman peralatan listrik melalui bantaran sungai dan anak sungai Indragiri,” kata Irwansyah. “Sarana jalan menuju desa untuk mengangkut peralatan listrik seperti tiang, trafo distribusi, kawat penghantar 20 kV sangatlah minim."

Dia menambahkan kendala lain terkait ijin penebangan pohon yang akan dilewati jalur listrik cukup berbelit.  Bahkan PLN kesulitan untuk mendapatkan ijin, di samping permasalahan yang lain seperti perlu adanya  penambahan mesin pembangkit karena desanya terpisah-pisah serta belum ada satupun Gardu Induk 150 kV di kabupaten Indragiri Hilir.

“Kami membutuhkan waktu hingga 45 hari untuk memindahkan 1.500 tiang dari perairan sungan Indragiri Hilir ke lokasi 13 desa di  7 kecamatan. Tiang-tiang itu untuk menopang 90 km sirkit jaringan yang kami bangun,” ujar Irwansyah.

Untuk material seperti trafo, travers, isolator, kawat, kabel tegangan rendah yang diangkut dari gudang PLN Renggat dengan truk menuju pelabuhan Rumbai Jaya untuk diangkut dengan pompong melalui jalur  sungai Indragiri Hilir.

“Secara estafet dari pompong (perahu kayu kecil) ke perahu kapasitas sekitar 6 ton untuk diteruskan ke 13 desa yang akan dilistriki dengan membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk sampai tujuan,” pungkas Irwansyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper