Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Riset untuk Jaga Sumbangan Manufaktur

Pemerintah terus mengupayakan peningkatan inovasi melalui pengembangan riset dan pengembangan serta kualitas sumber daya manusia untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah terus mengupayakan peningkatan inovasi melalui pengembangan riset dan pengembangan serta kualitas sumber daya manusia untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan apabila hanya mengandalkan sektor manufaktur tanpa inovasi maka kontribusi terhadap PDB akan sulit melonjak, bahkan bisa terus menurun. Pada tahun lalu, kontribusi sektor industri terhadap PDB mencapai 20,16%.

“Untuk jaga kontribusi manufaktur ke PDB salah satunya dengan akselerasi. Untuk itu harus ada pengembangan R&D,” ujarnya seusai acara The 4th Industrial Dialogue Grand Session: The Study of the Promotion of Globally Competitive Industry di Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Selain itu, masalah produktivitas tenaga kerja juga menjadi tantangan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Saat ini, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih kalah dengan China dan India.

Salah satu upaya yang tengah disiapkan oleh pemerintah untuk mendukung R&D dan peningkatan kualitas SDM adalah insentif perpajakan super deduction tax sebesar 300% dan 200% bagi perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk kedua bidang tersebut. Saat ini, insentif tersebut masih dibicarakan oleh Kemenperin bersama Kemenkeu dan Kemenko Perekonomian.

Pemerintah melalui Kemenperin juga telah meluncurkan program pendidikan vokasi, link and match, serta program pelatihan. Menurut Airlangga, sektor manufaktur Indonesia harus dipacu secara optimal di saat masih bisa menikmati bonus demografi.

“Indonesia masih bonus demografi bisa menikmati sampai 2030, setelah itu pertumbuhan ekonomi akan turun. Jadi, harus dipacu setinggi-tingginya saat ada bonus demografi,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper