Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Manufaktur, Indonesia Perlu Terobosan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan sektor manufaktur merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi mayoritas negara-negara maju ditopang oleh sektor industri pengolahan.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan sektor manufaktur merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi mayoritas negara-negara maju ditopang oleh sektor industri pengolahan.

Namun, untuk Indonesia, sektor manufaktur harus didorong lebih kuat karena hingga kini belum ada terobosan baru. “Manufaktur belum menunjukkan perannya untuk membawa pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi. Harus cari strategi supaya ada terobosan di sektor industri Indonesia,” katanya.

Selain menghadapi masalah stagnasi produktivitas tenaga kerja industri, daya saing, dan ekspor produk berteknologi rendah, sektor manufaktur dalam negeri juga tengah menghadapi tantangan besar di sektor information, communication, and technology (ICT).

Dia menyatakan perkembangan ICT dan inovasi digital dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas ekonomi nasional. “Dengan respons kebijakan yang tepat akan dapat meningkatkan nilai perekonomian secara keseluruhan. Pada 2025, Indonesia diproyeksikan akan menjadi barometer perkembangan industri digital dengan pangsa pasar 52% pasar e-commerce di regional Asia Tenggara,” jelasnya.

Adapun, dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2019, pemerintah menargetkan sektor industri nasional tumbuh dalam rentang 5,1% hingga 5,6%. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan fokus pada beberapa isu strategis seperti nilai tambah manufaktur, iklim usaha, produktivitas, kandungan teknologi, dan ekspor produk manufaktur.

Rencana kerja yang mendukung pengembangan industri nasional antara lain pengembangan industri berbasis UMKM pertanian, pengembangan industri hulu, industri perwilayahan industri, peningkatan ekspor manufaktur, pengembangan kompetensi SDM industri melalui pendidikan vokasi dan peningkatan penelitian dan pengembangan industri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper