Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dagang-El Tak Akan Gerus Peran Pasar Tradisional

Meski bisnis grosir elektronik semakin berkibar, pasar tradisional dipastikan tidak akan terdistori, sehingga iklim usaha ritel bisa tetap kondusif.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Meski bisnis grosir elektronik semakin berkibar, pasar tradisional dipastikan tidak akan terdistori, sehingga iklim usaha ritel bisa tetap kondusif.

Direktur Pemasaran Tetra Pak Indonesia Wibisono menjelaskan, rerata pertumbuhan grosir-elektronik (grosir-el) di Indonesia mencapai 17,7% per tahun.

Namun, dia menggarisbawahi, grosir-el sebenarnya hanya merupakan metode belanja komplementer yang disediakan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat.

“Jadi, bukan berarti banyak yang belanja dalam jaringan [daring], lantas pasar tradisional akan mati. Justru, mereka [pelaku usaha perdagangan tradisional] yang ikut memanfaatkan kondisi ini,” jelasnya kepada Bisnis.com,  Selasa (14/8/2018).

Berdasarkan survei Tetra Pak Index 2018, sebanyak 1,2% konsumen di DKI Jakarta telah berbelanja pangan secara daring pada 2016. Angka ini diharapkan terus tumbuh hingga 5,4% pada 2030.

Sebaliknya, konsumen Ibu Kota yang berbelanja di di pasar tradisonal diproyeksi turun menjadi 46,3% pada 2030 dari angka 56,3% pada 2016.

Bagaimanapun, Wibisono memaparkan berdasarkan hasil risetnya, masyarakat tetap memilih untuk membeli kebutuhan sehari-harinya di pasar tradisional dan bahkan pasar modern. Pilihan belanja daring baru dikedepankan jika konsumen menginginkan barang tanpa harus bergerak.

"Jadi masyarakat akan tetap belanja di pasar tradisnional di siang hari, tetapi di atas jam 12 malam grosir-el bisa menjadi pilihan," tuturnya.

Lagipula, dia mengatakan, dengan melihat efesiensi yang ditawakan oleh grosir-el, pelaku usaha tradisonal akan dengan sendirinya melakukan adaptasi dan perlahan-lahan menjadi pelaku usaha grosir-el.

"Kalau menjual barangnya dalam jaringan, mereka tidak perlu menyewa banyak ruang, dan tidak perlu membuka toko 24 jam, dan memang sebenarnya sudah banyak toko-toko kecil yang memanfaatkannya," tutur Wibisono.

Menaggapi hasil survei tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, kemajuan teknologi merupakan keniscayaan dan pelaku grosir di luar jaringan (luring) tidak merasa pasarnya diambil.

"Karena, bisnis grosir itu juga sangat sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi saat ini. Teknologi tersebut juga akan mengubah gaya hidup konsumsi, dan segala hal," katanya.

AMBIL PELUANG

Dari kalangan pelaku usaha, Head of Business Digital PT Sumber Alfaria Trijaya TBK Viendra Primadia yakin Alfamart tetap dapat memafaatkan peluang bisnis dari grosir-el tanpa menghambat pangsa pasar tradisional.

Dia menjelaskan, korporasinya saat ini telah memiliki lebih dari 13.000 gerai, sehingga bisa memanfaatkan bisnis grosir-el lebih efektif. "Karena dengan adanya toko sebanyak itu, artinya kami sudah sangat dekat dengan pelangan dan punya ketersediaan pasokan yang terukur.”

Meski demikian, Viendra mengatakan, Alfamart juga memiliki program pemberdayaan warung di sekitar gerai-gerainya. Lebih dari 8.000 warung telah terhubung dengan Alfamart dan digandeng sebagai pemasok.

Dengan demikian, menurutnya, para peritel besar pun sebenarnya telah menunjukkan usaha semaksimal mungkin agar grosir-el juga bisa menjadi peluang bagi warung tradisional untuk dapat berusaha lebih luas.

Di lain pihak, Vice President Coorporate Communication Transmart Carrefour Satria Hamid mengatakan korporasinya justru akan lebih fokus pada strategi mendatangkan pelanggan langsung ke gerai luring.

Menurutnya, tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipesan dan dikirmkan begitu saja via daring. "Orang masih butuh datang, melihat, dan belajar mengenai produk secara langsung, masyarakat masih membutuhkan merasakan pengalaman belanja langsung," katanya.

Namun demikian, Satria berharap pemerintah akan mempercepat ratifikasi aturan dagang-el, seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan bisnis grosir-el. Tujuannya adalah untuk membuat iklim usaha yang adil di kalangan para peritel daring dan luring.

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper