Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Peremajaan Kebun Sawit Petani Inti Rakyat Capai 617.000 Hektare

Potensi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada kebun Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR) mencapai 617.000 hektare.
Ilustrasi perkebunan sawit
Ilustrasi perkebunan sawit

Bisnis.com, JAKARTA—Potensi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada kebun Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR) mencapai 617.000 hektare.

Ketua Aspek-PIR Indonesia Setiyono mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung program pemerintah demi meningkatkan produktivitas nasional. Apabila pemerintah menargetkan 185 ribu hektare untuk peremajaan kelapa sawit rakyat, dia menilai hal itu tidaklah sulit.

“Jadi melalui jaringan koperasi-koperasi petani yang ada saat ini bisa digunakan untuk mendorong program PSR,” jelas Setiyono, Kamis (20/9/2018).

Dukungan Aspek-PIR, lanjutnya, pun termanifestasi dalam peleburan beberapa asosiasi perusahaan inti rakyat [PIR] yakni PIR-Bun, PIR-Trans, ataupun Kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya KKPA melebur menjadi satu dalam satu wadah dengan nama Aspek-PIR Indonesia. Peleburan ialah supaya realisasi program peremajaan berjalan mulus. “Artinya jangan pernah melupakan sejarah (Jas Merah), bahwa pengembangan kelapa sawit saat ini berawal dari program PIR dan terbukti memberikan dampak positif juga terhadap negara dan industri,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Togar Sitanggang mengakui bahwa dengan kemitraanlah solusi untuk mendorong program peremajaan yang dimiliki pemerintah saat ini.

Menurutnya petani-petani yang tergabung dalam Aspek-PIR adalah rata-rata petani eks plasma memiliki lahan yang telah clean and clear secara legalitas. Hal tersebut jauh berbeda kondisinya dengan petani swadaya yang rata-rata lahan tersebar secara sporadis. 

"Sehingga pilihannya jatuh pada petani plasma kelapa sawit eks plasma yang sebelumnya telah bermitra dengan perusahaan dan lahannya btelah lunas sehingga telah menjadi lahan milik pribadi atau petani itu sendiri," katanya Kamis (20/9).

Jadi, mau tidak mau yang didahulukan yaitu petani yang clean and clear untuk lancarnya proses peremajaan sawit rakyat, dan demi peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani. “Artinya kemitraan adalah sebuah solusi bagi petani,” tegas Togar. 

Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Rusmas Heriawan pun sepakat bahwa dengan terbentuknya Aspek-PIR Indonesia ini maka bisa mendorong program PSR.

Menurutnya, petani PIR memiliki data yang lebih lengkap, bukan sekedar clear and clean. Ini karena petani PIR memiliki konsep kemitraan atau partnership baik dengan perusahaan milik negara seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) ataupun perkebunan swsata.

“Maka sangat disayangkan jika program ini berhenti, oleh karena itu diharapkan ASPEKPIR Indonesia bisa terus menambah anggota baru bagi semua petani yang polanya menggunakan sama dengan PIR, yaitu pola inti-plasma,” ucap Rusman.

Melihat hal ini, Rusman mengakui pihaknya sangat berharap dari Aspek-PIR Indonesia untuk bisa membantu pemerintah dalam merealisasikan program PSR di tahun 2018 ini seluas 185.000 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper