Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kekurangan Tenaga Ahli Pengelasan Manufaktur

Indonesia dinilai masih sangat kekurangan tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan.
Iwatani secacra rutin menyelenggarakan kegiatan kontes pengelasan sejak 2013 dengan memberikan penghargaan bagi peserta yang meraih penilaian terbaik yang berasal dari seluruh Indonesia./Bisnis-Istimewa
Iwatani secacra rutin menyelenggarakan kegiatan kontes pengelasan sejak 2013 dengan memberikan penghargaan bagi peserta yang meraih penilaian terbaik yang berasal dari seluruh Indonesia./Bisnis-Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dinilai masih sangat kekurangan tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan, padahal tenaga ahli pengelasan saat ini kian dibutuhkan.

Presiden Direktur PT Iwatani Industrial Gas Indonesia (IIGI) Hidekazu Sobue mengatakan, Indonesia masih sangat membutuhkan tenaga ahli dan terampil pengelasan seiring dengan pesatnya perkembangan berbagai jenis industri seperti manufaktur, migas, telekomunikasi, dirgantara, perkapalan, dan alat berat.

Menurutnya, tenaga ahli dan terampil itu sangat berguna bagi kegiatan pembangunan maupun perawatan peralatan industri, baik di dalam maupun di luar negeri. Apalagi, teknologi pengelasan kian maju dan berkembang.

Di samping itu, Indonesia juga diharapkan dapat menerapkan standar pengelasan yang tinggi untuk menjamin keselamatan kerja dan industri.

"Indonesia masih kekurangan banyak tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan," ujar Sobue dalam keterangan resmi, Rabu (17/10/2018).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelasan Indonesia (API) Edi Diarman Djasman juga mengakui kondisi tersebut. Kekurangan tenaga profesional tersebut masih diisi oleh tenaga kerja dari luar negeri.

Dia mencontohkan industri galangan kapal di Batam yang didominasi tenaga kerja pengelasan dari luar negeri, terutama India.

Edi memperkirakan saat ini jumlah tenaga profesional bidang pengelasan di Indonesia yang sudah memiliki kualifikasi dan sertifikasi hanya sekitar 10.000-an orang. Padahal, kebutuhannya sangat besar dan ada di berbagai industri.

"Di dalam negeri pun masih sangat dibutuhkan. Semua perusahaan yang menggunakan logam maka membutuhkan tenaga pengelasan, baik yang di dalam air (under water), di darat maupun di ketinggian. Seperti di galangan kapal itu 40% tenaga kerjanya adalah bidang pengelasan," ujar Edi.

Oleh karena itu, sambung Edi, API terus memfasilitasi tenaga kerja pengelasan agar memiliki sertifikasi baik yang diterbitkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pengelasan maupun sertifikasi welding internasional.

Dengan memiliki sertifikasi keahlian di bidang pengelasan, ujarnya, maka seseorang berkesempatan untuk bekerja di berbagai industri baik dalam dan di luar negeri.
Edi mencontohkan, peluang kerja pengelasan terbuka lebar di banyak negara seperti Jepang dan Amerika Serikat dengan standar gaji yang tinggi.

Lebih lanjut, Sobue mengatakan IIGI juga bersama API terus mendorong penerapan tekonologi pengelasan yang memenuhi standar kualitas industri dunia serta terjaminnya keselamatan kerja.

Chairman & CEO Iwatani Corporation Ikiji Makino mengatakan pihaknya dan API juga menyelenggarakan kontes pengelasan (welding contest) untuk mendukung lahirnya tenaga-tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri nasional.

Kegiatan kontes pengelasan ini telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2013 dengan memberikan penghargaan bagi peserta yang meraih penilaian terbaik yang berasal dari seluruh Indonesia.
Kegiatan ini didukung oleh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Tenaga Kerja RI, Departemen Metalurgi Universitas Indonesia, Japan External Trade Organization (JETRO) serta Jakarta Japan Club (JJC) Kansai Economic Federation dan Indonesia.

"Secara khusus di bidang pengelasan, kami memiliki pengalaman bertahun-tahun dan teknologi kelas dunia. Kami akan terus mengadakan kontes pengelasan di setiap tahunnya dan berharap lebih banyak lagi yang dapat berpartisipasi," ungkapnya.

Sementara itu, Edi mengapresiasi kontes itu menjadi contoh dari sebuah mempromosikan lahirnya para profesional di bidang pengelasan.

"Kami inginkan para tenaga pengelasan profesional agar memiliki sertifikasi baik yang dari lokal maupun internasional. Dengan itu mereka akan sangat mudah diterima industri," tambah Edi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper