Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa Filkom UB Buat Monitoring Udara Berbasis Android

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FilkomUB), Tim Exchange, membuat teknologi monitoring pada perangkat lunak mobile berbasis android yang mereka namakan SMOQ.
Keterangan foto: Tim SMOQ/Istimewa
Keterangan foto: Tim SMOQ/Istimewa

Bisnis.com,   MALANG — Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FilkomUB), Tim Exchange, membuat teknologi monitoring pada perangkat lunak mobile berbasis android yang mereka namakan SMOQ.

Renal Prahadis (Teknik Komputer/2014), salah satu pembuat teknologi tersebut, menjelaskan SMOQ merupakan perpaduan hardware dan software. Perangkat hardware terdiri atas alat pendeteksi kondisi udara dan mikrokontroller, sementara software dibuat dalam bentuk aplikasi yang dapat dioperasikan pada perangkat mobile berbasis android.

“Cara kerja alat ini, hardware pendeteksi kondisi udara yang memiliki empat macam sensor diletakkan di daerah yang ingin diperiksa kualitas udaranya,” ucapnya di Malang, Kamis (23/3/2017).

 Kemudian alat tersebut akan berperan sebagai pendeteksi kulitas udara, kadar asap, karbon monoksida dan suhu udara.

Input data hasil deteksi tersebut kemudian disimpan dan dianalisis pada mikrokontroller dan hasilnya dikirimkan ke jaringan internet untuk kemudian dapat diakses melalui mobile device yang telah terinstal software SMOQ.

Aplikasi software memungkinkan pengguna melihat informasi status kualitas udara. Terdapat tiga jenis status kualitas udara yang akan ditampilkan pada aplikasi SMOQ yaitu normal, siaga dan waspada.

Penentuan status berdasarkan input data dari deteksi sensor dan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang berlaku di Indonesia dan ditentukan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal).

“Kalau hasil analisis input data menghasilkan indeks akhir kurang dari 200 maka status kualitas udara normal. Kalau Indeks antara 200 sampai 300 berarti statusnya siaga. Untuk status waspada berarti kuliitas udara sangat buruk maka indeks kualitas udara menunjukkan angka lebih dari 300,” ucap Renal.

Pembuatan SMOQ ini disampaikan ditujukan untuk pemerintah sebagai alat penyedia data untuk pengambilan keputusan atau kebijakan terkait pemeliharaan lingkungan.

Meski demikian masyarakat umum juga bisa menggunakannya untuk keperluan pribadi. Namun untuk penggunaan oleh pemerintah akan lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh.

“Alat ini bisa langsung menganalisa data dari beberapa hardware detector yang diletakkan dibeberapa tempat berbeda dan mengambil rata-rata kualitas udara dicakupan wilayah tertentu,” ujarnya.

Ppemerintah bisa mengetahui daerah mana saja yang memiliki kadar polusi yang tinggi dan mengambil tindakan penyelamatan atau pencegahan.

Teknologi ini mengantarkan Renal Prahadis (Teknik Komputer/2014), Muhammad Ulul Albab Iryanto (Sistem Informasi/2015), dan Maulida Sabrina (Sistem Informasi/2015) menjadi juara 3 kompetisi Multimedia and Game Event (MAGE) 2017 kategori Internet of Things yang diselenggarakan oleh jurusan Teknik Multimedia dan Jaringan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) pada 25 Februari lalu.(k24)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper