Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Kelahiran Pancasila, Adakah Peta Jalan Keadilan Sosial

Ikatan Alumni Program Habibie atau IABEI mengharapkan Pancasila tidak hanya dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi harus benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama dengan para Menteri Kabinet Kerja usai peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (1/6)./Antara-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama dengan para Menteri Kabinet Kerja usai peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (1/6)./Antara-Puspa Perwitasari

Kabar24.com, JAKARTA - Ikatan Alumni Program Habibie atau IABEI mengharapkan Pancasila tidak hanya dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi harus benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan.

Bimo Sasongko, Ketua Umum IABI, mengatakan Ramadan kali ini bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, sehingga sangat tepat untuk melakukan persenyawaan antara nilai religius dan nilai Pancasila yang relevan pada saat ini.

"Terutama yang terkait dengan sila kelima Pancasila. Tak bisa dimungkiri, kini ada persoalan krusial terkait upaya nyata untuk mewujudkan keadilan sosial. Termasuk keadilan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (1/6).

Menurutnya, pemerintah perlu memilki konsep dan strategi yang tepat terkait dengan peta jalan menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dia mengatakan, menurut Louis Kelso dan Mortimer Adler, dalam konsep menuju keadilan ekonomi terdapat tiga prinsip esensial yang bersifat interdependen, yaitu partisipasi, distribusi, dan harmoni. Ketiganya membentuk konstruksi keadilan dalam masyarakat. Jika satu di antaranya hilang, niscaya konstruksi keadilan sosial menjadi runtuh.

Persoalan krusial bangsa Indonesia kini adalah adanya ketimpangan ekonomi yang serius. Ketimpangan diatas sangat mencederai esensi sila kelima Pancasila.
Dia menuturkan pemerintah bersama para cendekiawan bangsa perlu merumuskan kembali peta jalan menuju keadilan sosial untuk segenap rakyat Indonesia lewat GBHN. Perlu menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).  

"Dengan adanya ketetapan haluan negara ini maka semangat pembangunan bangsa lebih modern dan progresif."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper