Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Marah, Salahkan Rezim Korut atas Kematian Mahasiswa AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding rezim brutal Korea Utara sebagai sebab atas kematian seorang mahasiswa University of Virginia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding rezim brutal Korea Utara sebagai sebab atas kematian seorang mahasiswa University of Virginia.

Otto Warmbier dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa pada Maret 2016 karena mencoba mencuri spanduk politik. Ia telah menghabiskan lebih dari satu tahun penjara di Korea Utara sebelum secara medis dievakuasi ke Ohio, AS, pekan lalu.

“Paling tidak ia telah pulang ke orang tuanya,” kata Trump dalam sebuah event dengan para CEO perusahaan teknologi di Gedung Putih, beberapa jam setelah Warmbier meninggal, seperti dikutip dari Bloomberg (Selasa, 20/6/2017).

Kematian siswa berusia 22 tahun tersebut berisiko meningkatkan ketegangan antara AS dan Korut seiring upaya AS menghentikan ambisi rudal bersenjata nuklir Korea Utara yang mampu menjangkau wilayah Amerika Utara.

Trump telah menekankan bahwa ia memiliki banyak pilihan untuk menghadapi negara yang dipimpin oleh diktator Kim Jong-un tersebut. Namun sejauh ini Trump masih fokus mendorong China - sekutu utama Korea Utara – untuk mengambil tindakan lebih tegas seraya mencari cara untuk seiring dengan sikap pemerintah Korea Selatan yang lebih dovish.

Meski demikian, kemarahan publik AS atas penahanan dan kematian Warmbier mungkin dapat mengubah pandangan itu saat ini.

Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, mengatakan bahwa AS meminta Korea Utara bertanggung jawab atas pemenjaraan tidak adil yang dialami Warmbier serta menuntut pembebasan tiga warga AS lainnya yang masih berada dalam tahanan Korut.

“Hal ini membuat sangat sulit bagi AS untuk bergerak maju melakukan penawaran terhadap Korea Utara tanpa pembebasan tiga tahanan lainnya. Pendapat publik akan dimainkan oleh mereka yang berkuasa dan akan mencegah respons fleksibel apa pun,” kata Ralph Cossa, Kepala Pacific Forum CSIS di Honolulu.

Selain sejumlah tahanan AS, Kementerian Unifikasi di Seoul mengabarkan bahwa pihak berwenang Korut juga menahan enam warga Korea Selatan dan satu warga Kanada.

Presiden Moon Jae-in telah mengecam Korea Utara atas perlakuannya terhadap Warmbier dan mengatakan bahwa dia akan mendorong dipulangkannya tahanan Korea Selatan.

Warmbier dilaporkan mengalami koma sejak Maret 2016. Sejumlah dokter menggambarkan kondisinya sebagai keadaan terjaga namun tidak responsif. Warmbier juga dinyatakan menderita luka neurologis parah yang tidak diketahui penyebabnya saat dalam penahanan Korea Utara.

Ia mengunjungi Korea Utara dalam lawatan tur mahasiswa dan dibebaskan sekitar 17 bulan setelah dia pertama kali ditahan. Kepulangannya dirayakan oleh pemerintahan Trump sebagai bukti keberhasilan diplomasi.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sesaat setelah sambutan publiknya, Trump menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada keluarga Warmbier.

“Nasib Otto memperdalam tekad pemerintahan saya untuk mencegah tragedi semacam itu menimpa orang-orang yang tidak bersalah di tangan rezim yang tidak menghormati aturan hukum atau kesusilaan dasar manusia,” kata Trump, “AS sekali lagi mengutuk kebrutalan rezim Korea Utara.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper