Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Tangkap Pencuri Kotak Amal Masjid dan Maling di Mushalla Stasiun

Di Blitar, Jatim, aparat Kepolisian Sektor Kesamben, Kabupaten Blitar, menahan seorang pencuri kotak amal masjid yang menyaru sebagai tukang instalasi listrik di sebuah masjid daerah tersebut.
Ilustrasi/Jibiphoto
Ilustrasi/Jibiphoto

Kabar24.com, JAKARTA - Dua pelaku pencurian di tempat ibadah berhasil ditangkap polisi di dua tempat berbeda.

Di Blitar, Jatim, aparat Kepolisian Sektor Kesamben, Kabupaten Blitar, menahan seorang pencuri kotak amal masjid yang menyaru sebagai tukang instalasi listrik di sebuah masjid daerah tersebut.

Sementara di Stasiun Gubeng, Surabaya, polisi menangkap maling yang menggasak barang milik salah seorang jamaah yang sedang shalat di mushalla stasiun tersebut.

Kepala Polsek Kesamben AKP Lahuri, Selasa (17/10/2017) mengemukakan, polisi mendapatkan informasi terkait dugaan pencurian di sebuah masjid. Jamaah mengaku curiga dengan gerak gerik seorang warga yang baru keluar dari masjid.

"Ada jamaah yang memfoto orang bersangkutan, sepeda yang digunakan, dan langsung dilaporkan ke polisi. Kami menindaklanjuti laporan itu dan berhasil menangkap tersangka," katanya di Blitar.

Ia mengatakan, aksi pelaku ini terjadi sekitar Juli 2017. Yang bersangkutan diketahui masuk masjid tapi tidak kunjung keluar. Ia diduga berpura-pura masuk masjid dan setelah sepi melakukan kejahatan. Takmir masjid juga mengaku sering kehilangan uang di kotak amal.

"Modusnya pura-pura shalat. Masuk masjid beberapa kali dan mencari situasi yang aman. Setelah itu, dia melakukan aksinya dengan acara mengunting kotak amal dengan tang. Setelah itu, kotak amal ditutupi dengan sajadah agar tidak ketahuan," katanya.

Polisi akhirnya berhasil mengamankan pemuda yang diketahui berinisial Yul (30), warga Bangkalan, Madura. Ia kembali lagi ke masjid tersebut dan kepergok warga. Ia dibawa oleh warga ke kantor polisi, sekitar 50 meter dari masjid tempat ia diduga pernah mencuri sebelumnya.

Kepada polisi, ia mengakui perbuatannya mengambil uang di kotak amal. Ia berdalih terdesak dengan kebutuhan, sehingga nekat mengambil uang di kotak amal tersebut. Uang itu digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Ia juga menyamar sebagai tukang instalasi listrik demi mengecoh jamaah.

"Saya baru satu kali ini. saya menggunakan tang sampai tangan bisa masuk dan mengambil uang begitu saja. Nanti jika sudah, kotaknya ditutupi sajadah dan ditinggal," kata Yul.

Ia juga sengaja menunggu masjid sepi dari jamaah. Ia berpura-pura hendak shalat dan setelah situasi dirasa aman mencongkel kotak amal dan mengambil isinya.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti tas berisi berbagai alat bengkel seperti tang, obeng dan beberapa alat lainnya.

Yul saat ini mendekam di penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia terancam dijerat dengan Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Maling Mushala Gubeng

Kepolisian Sektor Gubeng Surabaya menangkap maling yang menggasak barang milik salah seorang jamaah yang sedang shalat di mushalla Stasiun Gubeng Surabaya.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Gubeng Surabaya Inspektur Polisi Satu Farida Aryani kepada wartawan di Surabaya, Selasa, mengungkap pelaku berinisial Sup, usia 47 tahun, warga Sungaijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

"Pelaku tidak sendirian melainkan beraksi bersama rekannya berinisial DR yang sampai sekarang masih buron," ujarnya.

Dia mengatakan Sup dan DR mencuri tas milik salah seorang jamaah yang oleh pemiliknya diletakkan di dekat pintu masuk mushalla Stasiun Gubeng Surabaya.

"Yang menyambar tas pinggang itu DR, yang kemudian dilempar kepada Sup untuk segera dibawa kabur," katanya.

Namun aksi kedua maling ini diketahui jamaah lain di mushalla yang kemudian melapor kepada sekuriti Stasiun Gubeng.

"Kami mendapat laporan pencurian dari sekuriti Stasiun Gubeng. Lantas kami segera melakukan pengejaran," ucap Farida.

Pengejaran tersebut membuahkan penangkapan Sup, sedangkan DR berhasil kabur.

Kepada polisi, Sup mengaku sehari-harinya bekerja sebagai tukang bangunan.

Dia berdalih terpaksa melakukan pencurian karena order sebagai tukang bangunan sedang sepi.

"Ngakunya baru sekali ini melakukan pencurian. Tapi kami masih sedang kembangkan penyelidikan kemungkinan ada korban lainnya," kata Farida.

Sup menyatakan menyesal telah mencuri di Mushalla Stasiun Gubeng. Terlebih tas yang dicurinya diketahui hanya berisi sebuah kitab suci Al Quran, sebuah botol air mineral, dan beberapa lembar tisu.

"Saya membayangkan tas yang kami curi itu berisi uang dan barang-barang berharga seperti laptop agar bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ternyata sama sekali tidak ada yang berharga. Isinya cuma kitab suci Al Quran, sebuah botol air mineral dan tisu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper