Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KWI: Umat Katolik Harus Proaktif Redam Hoaks

Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Komunikasi Sosial menyelenggarakan Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia atau PKSN-KWI dengan ajakan kepada umat Katolik meredam hoaks.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Komunikasi Sosial menyelenggarakan Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia atau PKSN-KWI dengan ajakan kepada umat Katolik meredam berita palsu atau hoaks.

Sekretaris Eksekutif Komsisi Komsos KWI RD Kamilus Pantus mengatakan PKSN-KWI kali ini digelar di Keuskupan Palangka Raya sebagai Regio Kalimantan.

Dia mengatakan terpilihnya Keuskupan Palangka Raya berasal dari diskusi bersama Ketua Komisi Komsos Romo Gatot saat Komisi Komsos KWI mengadakan Workshop Public Speaking di Palangka Raya 25-26 Agustus 2017.

"Dalam kesempatan itu Yang Mulia Bapa Uskup Palangka Raya Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, MSF bersedia menerima tawaran Komisi Komsos KWI menjadi tuan rumah PKSN KWI 2018," ujar Kamilus melalui siaran pers yang dikutip Bisnis, Selasa (22/5/2018).

Ada pun tema diambil dari pesan Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sedunia ke-52 yakni "Kebenaran akan Memerdekakanmu: Jurnalisme Perdamaian". Pesan ini merupakan pesan pokok yang ingin digaungkan dalam PKSN-KWI.

Lewat tema ini, Kamilus menegaskan bahwa Paus Fransiskus mengajak segenap masyarakat pada khususnya umat Katolik ikt menangkal berita palsu (fake news), bohong (hoaks), dan ujaran kebencian (hate speech) dengan komitmen yang total pada kebenaran.

"Di dalam Tuhan kita menemukan kebebasan sebagai anak Allah dalam menyikapi godaan apa pun dalam hidup kita termasuk dari media sosial sekalipun. Inilah satu-satunya yang dapat membebaskan kita. Kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh 8:32)," ujar Paus Fransiskus dalam pesannya.

Konteks pesan Paus terkait ini dengan media sosial yang digunakan lebih dari 1,76 miliar manusia di seluruh dunia. Namun penggunaan media sosial menyimpang dari tujuan yang seharusnya menaikkan martabat manusia. Akibatnya, muncullah penyesatan, kepanikan, hingga perpecahan antarindividu maupun kelompok masyarakat.

Kamilus menegaskan penangkal terbaik melawan kebohongan bukanlah strategi, melainkan masyarakat. Masyarakat yang tidak serakah tetapi bersedia mendengarkan, berikhtiar melakukan dialog tulus agar kebenaran dapat tersingkap. Masyarakat yang tertarik oleh kebaikan dan bertanggung jawab dalam berkomunikasi.

"Jika tanggung jawab adalah jawaban terhadap penyebaran berita bohong, maka tanggung jawab berat itu berada di pundak orang-orang yang tugasnya memberikan informasi, yaitu para wartawan, pengawal berita," sambung Kamilus mengutip pesan Paus Fransiskus.

Dia menambahkan jurnalisme perdamaian tidak dimaksudkan sebagai jurnalisme “pemanis rasa” yang menolak mengakui masalah-masalah serius atau jurnalisme yang bernada sentimentalisme.

Sebaliknya, jurnalisme perdamaian adalah jurnalisme yang jujur dan menentang kepalsuan, slogan-slogan retoris, dan pokok berita yang sensasional. Sebuah jurnalisme yang diciptakan oleh masyarakat untuk masyarakat, yang melayani semua orang, terutama mereka yang tidak bersuara.

Mengutip Paus Fransiskus, Kamilus mengatakan bahwa jurnalisme yang tidak terpusat pada breaking news (berita sela) tetapi menelisik sebab-sebab yang mendasari konflik. Hal ini guna memajukan pemahaman yang lebih mendalam dan memberi sumbangan bagi jalan keluar dengan memulai suatu proses yang baik.

“Sebuah jurnalisme yang berkomitmen untuk menunjukkan beragam alternatif terhadap meningkatnya keributan dan kekerasan verbal,” ungkap Paus Fransiskus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper