Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Krisis Air, Ridwan Kamil Bakal Rekayasa Cuaca

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Emil memastikan Jawa Barat mulai krisis pasokan air baku dan irigasi akibat kemarau yang berkepanjangan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil/JIBI/BISNIS/Wisnu Wage
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil/JIBI/BISNIS/Wisnu Wage

Bisnis.com, BANDUNG - Gubernur  Jawa Barat (Jabar)  Ridwan Kamil atau Emil memastikan Jawa Barat mulai krisis pasokan air baku dan irigasi akibat kemarau yang berkepanjangan.

Ridwan Kamil mengatakan karena sifatnya sudah darurat maka pihaknya mulai pekan depan akan memulai program modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan di area-area bendungan-bendungan yang kekurangan air.

 “Saya nyatakan sedang krisis, karena Bendungan Jatiluhur sudah turun kurang lebih sampai 13 meter minusnya, jadi ingin sangat luar biasa,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Jumat (12/10).

Menurutnya, jika tidak segera diatasi, maka bukan hanya pasokan air baku dan pertanian yang terganggu namun pasokan listrik juga. Ini terjadi jika debit air terkendala sejumlah waduk yang ada terus turun dan tidak ada penanganan.

 “Bendungan lain di sehingga dan waduk listrik Jawa-Bali itu bisa krisis,” ujarnya.

Untuk air baku, menurut Ridwan Kamil, setengah kebutuhan masyarakat tidak terlayani ujungnya masyarakat mencari sumber air dari air tanah. Pihaknya berencana menggandeng BPPT untuk membuat hujan buatan dengan harapan debit air akan kembali normal.

“Sehingga PDAM yang sekarang sedang krisis air dimana-mana bisa kita kurangi potensinya dengan rekayasa teknologi ini,” ujar Ridwan Kamil.

Terkait laporan kekeringan dari sejumlah daerah, Ridwan Kamil memastikan hampir merata di 27 kabupaten/kota. BMKG memprediksi hujan baru turun November mendatang, menurutnya, keputusan melakukan rekayasa cuaca sudah tepat.

 “Sebelum darurat saya ambil keputusan,” paparnya. 

Dia memastikan rekayasa ini akan melibatkan BPPT dan menghindari cara-cara klenik seperti pawang hujan.

"Kita mah nggak pakai teori-teori musyrik," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper