Ilustrasi-Busana muslim/Jibiphoto
Fashion

Peluang Pasar Generasi Muslim

Azizah Nur Alfi
Sabtu, 10 Desember 2016 - 09:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fesyen Desainer Irma Mutiara tak menyangka jika idenya membentuk Hijabers Mom Community (HMC) mendapat respon luar biasa. Selama kurun waktu lima tahun berjalan, komunitas yang berawal dari media sosial ini, telah memiliki 18.000 follower.

Anggota komunitas tersebut kerap meramaikan perhelatan fesyen merek Irna LaPerle milik Irma. Selain itu, komunitas HMC juga menarik minat bagi sejumlah perusahaan yang ingin meluncurkan produk muslimnya.

Melihat peluang pasar muslim yang besar, Irma tak ingin berhenti hanya sebagai fesyen desainer. Penerima penghargaan The Best Asia’s Modest Style Designer of The Year dalam ajang Mercedes Benz Asia Fashion Week 2015 itu, lantas merintis sekolah fesyen busana muslim bersama dua fesyen desainer senior lainnya, seperti Nuniek Mawardi dan Deden Siswanto pada 2015. Islamic Fashion Institute (IFI) namanya, disambut antusias oleh penggemar fesyen muslim. Begitu pula, brand Irna LaPerle yang kini telah memiliki 30 cabang.

"Ternyata sambutannya luar biasa. Banyak teman yang ingin menjadi fesyen desainer busana muslim," tuturnya.

Senada, Aisha Maharani juga tak menyangka jika gagasannya membentuk komunitas Halalcorner melalui media sosial mendapat respon positif. Kini akun instagram @halalcorner telah menarik 6.288 follower dan twiter 162.000 follower. Melalui akun instagram dan twiter ini, Aisha mengedukasi masyarakat seputar label halal pada setiap produk yang dikonsumsi maupun digunakan. Halalcorner kerap memberikan konsultasi pada UKM tentang label halal.

"Kepedulian masyarakat terhadap label halal, masih kurang. Saya ingin label halal dilihat lebih ramah, tidak memberatkan atau menakutkan bagi UKM," imbuhnya.

CEO Mizan Production Gansar Sukrisno mencatat film religi mulai tumbuh sejak film Ayat-Ayat Cinta pada 2008. Kala itu film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy ini, mencapai raihan 3,5 juta penonton. Sejak itu mulai marak film religi, termasuk Air Mata Surga oleh Mizan Production yang diproduksi dengan bujet Rp2,5 miliar dan meraih 425.179 penonton.

"Generasi muslim adalah keniscayaan untuk pasar di Indoensia, karena mayoritas muslim," imbuhnya.

Penulis buku #GenM, Yuswohady, memprediksi booming bisnis halal akan kembali terjadi pada 2019 seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. Apalagi karakter #GenM yang mulai mempertimbangkan aturan-aturan keagamaan dalam mengambil keputusan pembelian. “Inilah segmen pasar yang akan menentukan kesuksesan para marketers di masa depan,” tuturnya pada peluncuran buku #GenM di Jakarta.

Sebelumnya, ujar Yuswohady, dalam lima tahun terakhir pasar muslim menggeliat dan bertumbuh demikian pesat ditandai maraknya industri hijab, kosmetik halal, bank dan keuangan syariah, makanan halal, hotel syariah, turisme halal, dan lain-lain. Penggerak di balik geliat pasar muslim tersebut adalah generasi muslim baru yang religius, modern, universal, dan makmur, yang disebut Generation Muslim atau disingkat #GenM.

#GenM lahir di sekitar akhir tahun 1980-an. Mereka mendapatkan kebebasan berekspresi keagamaan dan menikmati kemakmuran ekonomi. Ciri lain, #GenM memiliki konsumsi dan investasi yang tinggi. Berada di antara Generasi Y dan Generasi Z, #GenM juga tak luput dari pengaruh media sosial. Dengan demikian bisnis halal makin menggema berkat kontribusi media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro