Galeri Nasional/galeri_nasional.or.id
Show

Pameran Lukisan 9 RUANG ABSTRAK Digelar di Galnas

Dika Irawan
Rabu, 11 Oktober 2017 - 08:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pameran lukisan bertajuk “9 ruang abstrak” digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada 11 hingga 30 Oktober mendatang.

Sejumlah seniman terlibat dalam pameran ini. Mereka adalah Andi Suandi, Ar.Soedarto, Baron Basuning, FX. Jefrrey Sumampouw, Gogor Purwoko, Irawan Karseno, Krishnaeta, Nunung WS dan Sulebar M. Soekarman.

Kurator Pug Warudju mengatakan, pameran ini adalah sebuah penandaan sekumpulan kegelisahan, dan impian serta langkah kongkrit untuk menjawabnya. Hal ini sebuah mata rantai terbaru dari perjalanan para pendekar abstrak yang notabene terkoneksi oleh pertalian batin dan kegelisahan bersama tentang kehadiran dan pengabdian mereka untuk merayakan hidup di alam semesta, sebuah bentuk ketakziman dan kebersyukuran melalui keseniannya.

Menurutnya bila merujuk lahirnya paradigma-paradigma seni abstrak sebagaimana diulas di awal, dapat diyakinkan bahwa apa yang menggerakkan 9 Ruang Abstrak tak jauh beda dengan para dedengkot pendiri seni lukis abstrak dunia, yang sedianya selalu menanyakan dirinya kembali tentang nilai apa yang paling hakiki, ‘tersembunyi’ dan berpengaruh sebagai tanggapan terhadap realitasnya sebagai subjek yang kreatif, yang suka tidak suka harus rela terperangkap untuk selalu menanggapi posisinya yang interaktif dengan kelindannya kehidupan.

“Sebagaimana Kandisky melalui seni abstrak kemudian memantulkan thesisnya tentang spiritual in art,” ujarnya, Selasa (10/10/2017)

9 Ruang Abstrak telah menyambungkan garis sejarahnya, lebih general kepada aim seni lukis abstrak Indonesia bahkan boleh jadi lingkup dunia. Kehadiran mereka tentu signifikan dengan pemuliaan terhadap perkembangan sejarah seni rupa abstrak.

Keberadaannya yang menebarkan nilai-nilai harmoni kemanusiaan, harmoni ruhaniahnya sebagai sang tinitah (pemegang amanah), harus didukung oleh infra struktur dan supra struktur. Kekuatan sejarah mereka akan makin menguat tentu apabila tradisi kritik atas manifesto kekaryaanya, ditumbuhkan kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro