Balekembang dipamerkan di Europalia Arts Festival Indonesia 2017/HO-Eko Prawoto
Show

Bale Kambang Dipamerkan di Europalia Arts Festival 2017

Newswire
Kamis, 12 Oktober 2017 - 10:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia "LALU, KINI (Budaya Bendawi/Material Culture)" diboyong ke Brussels dan Antwerp, Belgia oleh Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Pameran ini adalah partisipasi Galeri Nasional Indonesia dalam Europalia Arts Festival Indonesia 2017, festival seni budaya dua tahunan terbesar dan bergengsi di Eropa yang diselenggarakan di beberapa kota di Belgia dan sekitarnya sejak 1969.

Tahun ini Indonesia mendapat kehormatan sebagai negara tamu (Guest Country) pertama dari Asia Tenggara juga yang keempat dari Asia setelah sebelumnya China, Jepang, dan India.

Dalam pagelaran yang akan berlangsung selama tiga bulan sejak Oktober 2017 hingga Januari 2018 tersebut, Indonesia menampilkan teater, tari, musik, sastra literasi, film, seni rupa, dan gastronomi.

Untuk pameran di Belgia kali ini, Galeri Nasional Indonesia mengusung karya dua perupa, Faisal Habibi (Bandung) dan Eko Prawoto (Yogyakarta).

Para kurator pameran ini, Asikin Hasan dan Rizki A. Zaelani, dalam siaran pers mengungkapkan karya Faisal dan Eko tidak hanya merepresentasikan pengetahuan seni rupa kontemporer yang semakin berkembang di Indonesia, tapi juga pemahaman dan penggunaan material industri yang makin meluas dari waktu ke waktu.

Sedangkan karya Eko Prawoto (Yogyakarta) berjudul "Bale Kambang" dipamerkan selama 28 Oktober 2017 – 21 Januari 2018 di Bonapartedok dan Museum aan de Stroom (MAS), Antwerp.

Profesinya sebagai arsitek dan perupa menjadikan Eko banyak mengembangkan karya-karya dengan material bambu.

Bale Kambang adalah karya di ruang terbuka, semacam tempat peristirahatan dalam tradisi kerajaan di masa lalu. Bambu adalah material alam yang khususnya dipakai oleh masyarakat di Asia untuk pelbagai keperluan hidup, mulai dari peralatan dapur, rumah dan kesenian.

Saat ini ketika perhatian mulai terpusat pada lingkungan dan keberlangsungan bumi yang lebih baik, bambu mulai dipikirkan kembali sebagai material alternatif di dunia modern.

Dalam pameran ini, Eko mengembangkan karya interaktif, di mana masyarakat Eropa yang jauh dari material bambu dapat merasakan dan melihat dari dekat, serta bermain dengan material bambu yang ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro