Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Besar, Dahlan Iskan Panggil Direksi Garuda Indonesia

Menteri badan usaha milik negara (BUMN) Dahlan Iskan akan memanggil jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. awal pekan depan akibat kerugian yang cukup besar.
Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Rugi bersih Garuda melonjak 1.876,1%. /Bisnis.com
Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Rugi bersih Garuda melonjak 1.876,1%. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akan memanggil jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. awal pekan depan akibat kerugian yang cukup besar.

Dahlan menuturkan emiten berkode saham GIAA itu harus melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dalam waktu dekat sebagai bentuk pertanggungjawaban kerugian perseroan.

"Saya minta hari Senin 1 September 2014 pukul 12.00 WIB harus sudah ada usulan-usulan dari direksi yang sekarang bagaimana menyelamatkan Garuda," ungkapnya, Kamis (28/8/2014).

Dia mengungkapkan rencana agenda RUPSLB termasuk di dalamnya akan membahas calon pengganti Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar yang akan habis masa jabatannya.

Seperti diketahui, Garuda harus menelan pil pahit dengan mencatatkan kerugian bersih mencapai US$211,7 juta atau setara dengan Rp2,3 triliun sepanjang periode Januari-Juni 2014.

Rugi bersih Garuda melonjak 1.876,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,7 juta atau setara dengan Rp117,8 miliar.

Kerugian Garuda disebabkan oleh perolehan pendapatan yang cenderung flat. Pendapatan usaha perseroan tercatat US$1,73 miliar dari periode Januari-Juni 2013 yang mencapai US$1,72 miliar.

Kerugian akibat selisih kurs tercatat melonjak tajam menjadi US$12,86 juta pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya US$1,41 juta. Sedangkan jumlah beban usaha pada 6 bulan pertama tahun ini juga tercatat naik menjadi US$1,96 miliar dari sebelumnya US$1,7 miliar.

Perseroan mencatat kerugian akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melonjak 20% pada semester I/2014. Pasalnya, investasi yang dilakukan terutama biaya-biaya yang dikeluarkan perseroan mayoritas dalam bentuk dolar AS, sedangkan 50%-60% pendapatan dalam bentuk rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper