Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan: Bursa Saham RI Terbaik Dunia, Mengapa?

Meski terkoreksi 1,02%, Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan perdana 2016 menjadi bursa dengan pencapaian kinerja terbaik di Dunia. Simak penjelasannya.
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini/Bisnis.com
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun terkoreksi 1,02%, Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan perdana 2016 menjadi bursa dengan pencapaian kinerja terbaik di dunia.

Sejak dibuka pada Senin (4/1/2016), IHSG terkoreksi 1,02% ke level 4.546,29 pada akhir pekan, Jumat (8/1/2016). Kinerja IHSG turun paling tipis di antara negara-negara Asia Pasifik, bahkan di dunia.

Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,35% sebesar 15,84 poin dari penutupan sebelumnya 4.530,44. Pergerakan IHSG sempat tertekan bursa regional pada sesi I dengan koreksi 0,22% ke level 4.520,68.

Sepanjang Jumat, investor asing membukukan jual bersih alias net sell sebesar Rp696,21 miliar. Capaian net sell akhir pekan telah mengikis net buy yang telah terjadi sejak awal tahun sebesar Rp80,3 miliar, menjadi Rp615,9 miliar.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, mengatakan koreksi pasar saham Indonesia sepekan ini memang jauh lebih baik ketimbang kondisi bursa dunia. Bahkan, Stait Times dan Hang Seng menyentuh level terendah baru sejak 2015 silam.

"Indonesia tidak terpengaruh pelemahan bursa regional karena isunya berbeda. Kondisi pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang dipicu oleh paket kebijakan pemerintah menjadi motor optimisme," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, padaJumat (8/1/2016).

Pelaku pasar banyak menanti implementasi paket kebijakan yang telah dirilis oleh pemerintah sejak tahun lalu. Paket-paket kebijakan ekonomi, termasuk aturan baru, dan relaksasi, diprediksi dapat menjadi stumulus pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Pada saat bersamaan, harga minyak mentah dunia terus melorot ke level terendah dalam 12 tahun terakhir ke US$33 per barel. Tetapi, hal itu justru dinilai sebagai sebuah peluang bagi Indonesia sebagai negara dengan status net importir.

Melorotnya harga minyak mentah dunia diproyeksikan dapat mendorong pemerintah untuk kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Penurunan harga BBM yang menjadi kado tahun baru dipastikan bakal menambah dana masyarakat untuk berbelanja kebutuhan konsumsi.

Kemudian, penurunan tipis IHSG yang lebih baik lantaran posisi dana asing di lantai bursa hanya tersisa kurang dari Rp5 triliun. Aliran dana asing di pasar reguler terbilang minim setelah tahun lalu terus terkuras hingga lebih dari Rp22 triliun.

"Tekanan jual dari pemodal asing jadi minim, sehingga IHSG enggak bisa turun banyak," katanya.

Selama pekan ini, sambungnya, bursa saham China tiba-tiba terjadi kekacauan. Saat terjadi crash tahun lalu, otoritas bursa China melarang investor institusi untuk melepas portofolio.

Saat kembali diperbolehkan pada awal 2016, investor institusi kembali melepas saham. Pelepasan portofolio yang kian gencar itu lantaran data ekonomi tidak menunjukkan perbaikan.

Lalu, pada perdagangan Kamis (7/1/2016), bursa saham China hanya dibuka selama kurang dari 29 menit. Saat otoritas bursa China melakukan suspensi, investor semakin panik, dan mereka akhirnya melepas investasi secara besar-besaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper