Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI IHSG: Indeks Berpotensi Merosot ke 4.650

Tekanan yang terjadi pada Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan akan berlanjut hingga ke level 4.650 pada pekan depan. Apa penyebabnya?
IHSG berpotensi melemah ke level 4.650 /Bisnis-Rahmatullah
IHSG berpotensi melemah ke level 4.650 /Bisnis-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan yang terjadi pada Indeks harga saham gabungan pekan ini diperkirakan akan berlanjut hingga ke level 4.650 pada pekan depan. Apa penyebabnya?

Pekan ini, IHSG ditutup melemah 1,26% sebesar 60,88 poin. Pelemahan tersebut menjadi koreksi dalam tiga pekan berturut-turut sejak akhir April 2016.

Menutup akhir pekan, Jumat (13/5/2016), IHSG terkoreksi 0,87% sebesar 41,6 poin ke level 4.761,71. Pelemahan IHSG mengikuti lantai bursa di kawasan regional Asia Pasifik yang kompak merosot.

Sepanjang pekan ini, meski memborong saham Rp12,51 triliun, investor asing terus melego portofolio di pasar modal dengan mencatatkan net sell Rp429,04 miliar. Bahkan, menutup akhir pekan, investor asing kembali menambah aksi net sell senilai Rp341,21 miliar.

Catatan net sell sepanjang pekan ini membuat perolehan net buy investor asing di lantai bursa sejak awal tahun kian menipis menjadi Rp2,45 triliun. Padahal, total transaksi investor asing sepanjang tahun berjalan mencapai lebih dari Rp230 triliun.

Head of Equity PT Lautandhana Securindo Sanny Gunawan menilai tekanan terhadap IHSG terjadi lantaran bursa saham regional yang juga merah. Terlebih lagi, momentum pada pekan ini terbilang minim.

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan akan digelar pada pertengahan Juni 2016. Ketidakpastian juga mendera disahkannya Undang-Undang pengampunan pajak (tax amnesty) dan peringkat layak investasi atau investment grade oleh Standard & Poor's.

"Banyak isu-isu yang enggak jelas di bursa, sehingga terjadi koreksi. Tapi itu bagus, investor bisa mendapatkan saham dengan harga murah. Itungan saya malah sampai 4.650," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (13/5/2016).

Dia menuturkan, tekanan yang terjadi pada saham-saham perbankan, misalnya, dimotori oleh bank pelat merah. Pemerintah masih menginginkan pemangkasan suku bunga hingga level single digit membuat proyeksi laba perbankan bakal tertekan.

Diproyeksikan, IHSG pada pekan depan masih akan tertekan. IHSG diperkirakan bakal menembus level kritis 4.745 hingga ke level 4.650. Pergerakan IHSG diramal berada di bawah 4.750 lantaran minimnya sentimen.

Adapun, nilai tukar rupiah pada pekan depan juga diproyeksi masih mendatar. Kurs rupiah diprediksi berada pada level Rp13.300 per dolar Amerika Serikat dan berpotensi melemah apabila UU Tax Amnesty batal disahkan.

Kurs rupiah akhir pekan, ditutup terdepresiasi 0,20% sebesar 26 poin ke level Rp13.325 per dolar AS. Tetapi, dalam sepekan, nilai tukar rupiah mampu terapresiasi 0,17% sebesar 23 poin dari level Rp13.348 per dolar AS.

Secara terpisah, analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya, mengatakan IHSG tidak terbilang tertekan bila dilihat dari penutupan pada awal pekan ini. Perdagangan awal pekan ini, IHSG ditutup di level 4.740.

"Dari capital outflows, ada dana keluar dan masuk. Belum bisa dikatakan tertekan, IHSG lebih konsolidasi," tuturnya.

Menurutnya, tekanan terhadap IHSG pada pekan ini terbilang normal. Faktor regional Asia Pasifik yang negatif juga berdampak terhadap tekanan IHSG.

Begitu pula dengan melorotnya harga minyak mentah dunia dan harga komoditas yang diproyeksi menjadi faktor penekan terhadap IHSG. Tidak banyak sentimen yang memengaruhi pergerakan Indeks pada pekan ini.

Pekan depan, IHSG diproyeksi masih berada pada kondisi konsolidasi dengan level support 4.721 dan resistance 4.854. Investor disarankan memerhatikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), neraca perdagangan, dan pergerakan harga minyak mentah dunia.

Lanjar Nafi, analis PT Reliance Securities Tbk., mengatakan akhir pekan bursa Asia mayoritas ditutup melemah, terbebani pelonjakan permintaan pada aset safe haven serta yen yang sekaligus menjadi dalang pelemahan bursa Jepang.

Harga minyak dunia mengalami koreksi pada akhir pekan seiring melemahnya beberapa pendapatan perusahaan di Asia dan data ekonomi yang masih di bawah ekspektasi.

IHSG pun ditutup melemah pada akhir pekan ini dengan pergerakan yang cenderung tertekan sejak awal sesi hingga di tutup turun 41,61 poin dengan volume yang relatif di bawah rata-rata. Seluruh sektor mengalami pelemahan dengan aksi jual investor asing yang berbalik membesar Rp341,22 miliar.

"Sehingga total capital outflow pada minggu ini sebesar Rp429,06 miliar. Pelemahan rupiah hingga 0,20% yang disebabkan oleh data transaksi berjalan Indonesia yang masih defisit menyusul data lain yang masih di bawah ekspektasi minggu ini menjadi faktor utama investor asing melakukan aksi jual," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper