Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Libya Terhambat, Harga Minyak WTI Ditutup Menguat

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei ditutup menguat 1,35% atau 0,64 poin ke level US$48,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat di tengah laporan bahwa Libya telah memangkas pengiriman dari lapangan pengeboran terbesarnya, sehingga mengurangi kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei ditutup menguat 1,35% atau 0,64 poin ke level US$48,37 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga yang sedikit berubah setelah penutupan menyusul laporan American Petroleum Institute bahwa pasokan minyak mentah AS naik 1,91 juta barel pekan lalu.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei naik 1,14% atau 0,58 poin ke posisi US$51,33 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Seperti dilansir Bloomberg, Libya dikabarkan menyatakan force majeure dalam pemuatan minyak mentah Sharara dari terminal Zawiya. Force majeure adalah klausul hukum yang memungkinkan perusahaan untuk menghentikan pengiriman tanpa melanggar kontrak.

Sebelumnya, menurut sumber dari negara tersebut, output minyak Libya telah menurun menjadi 560.000 barel per hari menyusul penutupan pipa dari lapangan Sharara.

Di sisi lain, laporan industri di AS menunjukkan cadangan minyak mentah negeri paman Sam tersebut meningkat pada pekan lalu.

Jika laporan pemerintah pada hari Rabu juga menunjukkan peningkatan persediaan, hal ini akan menjadi bukti bahwa peningkatan output AS menumpulkan efek pemangkasan produksi oleh OPEC dan rekannya.

Sementara itu, lima negara OPEC bertemu dengan negara non-anggota do Oman pada akhir pekan lalu untuk menyuarakan dukungan perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi hingga Juni. Adapun produksi di Libya, yang dibebaskan dari kesepakatan pemotongan, telah naik kembali ke 700.000 barel per hari sebelum penghentian produksi di lapangan Shahara.

"Dalam beberapa bulan terakhir Libya telah memproduksi 600.000 hingga 700.000 barel per hari dan tren tersebut cenderung meningkat," ujar Mike Wittner, kepala riset komoditas Societe Generale SA York, seperti dikutip Bloomberg.

"Minyak mentah Libya memiliki kualitas yang sangat tinggi di Mediterania. Pembeli minyak mentah tidak mengandalkan produksi Libya tapi akan sangat senang jika tersedia," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper