Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Risalah FOMC, Reli Harga Emas Terhambat

Reli harga emas berpeluang tertahan menjelang pengumuman risalah Rapat Federal Reserve soal peluang peningkatan suku bunga pada bulan depan kendati dolar AS tertekan.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Reli harga emas berpeluang tertahan menjelang pengumuman risalah Rapat Federal Reserve soal peluang peningkatan suku bunga pada bulan depan kendati dolar AS tertekan.

Pada perdagangan Selasa (23/5/2017) pukul 15.55 WIB, harga emas gold spot tergelincir 0,19 poin atau 0,02% menjadi US$1.260,44 per troy ounce (Rp538.807,86 per gram). Sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat 9,83%.

Pekan lalu, emas mengalami pertumbuhan 2,24% menuju US$1.255,93 per troy ounce. Reli berlanjut sampai Senin (22/5/2017) ke posisi US$1.260,63 per troy ounce.

Research and analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menuturkan, harga emas diuntungkan oleh kegaduhan global. Terkini adanya bom bunuh diri pada Selasa (23/5/2017) yang menewaskan 22 orang di Manchester, Inggris turut memicu pembelian aset haven, sehingga harga sempat menghijau.

Sementara dalam jangka panjang, investor emas melihat pelemahan greenback sebagai faktor utama untuk melakukan pembelian. Setidaknya ada dua sentimen yang menyebabkan indeks dolar AS anjlok, yakni data fundamental ekonomi yang dirilis menunjukkan pelemahan dan keraguan pasar terhadap arah kebijakan Presiden AS Donald Trump.

"Sikap Trump yang kontroversial membuat pemerintahan AS belum stabil, sehingga pasar ragu terhadap kebijakannya dan melepas dolar. Di sinilah investor emas mengambill keuntungan," tuturnya saat dihubungi, Selasa (23/5/2017).

Pada perdagangan Selasa (23/5/2017) pukul 15.50 WIB indeks dolar AS merosot 0,102 poin atau 0,11% menuju 96,882. Ini merupakan level terendah sejak 10 Oktober 2016 di posisi 96,929.

Namun demikian, mata uang dolar bisa kembali bangkit jika risalah rapat The Fed atau FOMC Minutes yang dirilis pada Rabu (24/5/2017) waktu setempat menunjukkan indikasi peningkatan suku bunga lanjutan pada 14 Juni 2017. Sentimen hawkish ini berpotensi membuat harga emas tertekan.

Putu menyampaikan proyeksi kemungkinan penaikkan Fed Fund Rate (FFR) merupakan informasi utama yang ditunggu pasar dari risalah The Fed. Sampai saat ini, Bank Sentral AS masih dalam rencananya melakukan pengerekan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.

Probabilitas penaikkan FFR dalam FOMC Juni 2017 masih cukup tinggi di level 78% pada Selasa (23/5) pukul 15.00 WIB. Peluang sempat melampaui level 80% dalam dua pekan sebelumnya.

Melihat semua sentimen yang ada, Putu memprediksi harga emas bisa bergerak dalam rentang yang cukup lebar sampai akhir pekan ini, yakni di antara US$1.238-US$1.275 per troy ounce.

Adapun sampai akhir Juni 2017, investor masih akan menyorot data ekonomi, suasana politik AS, keputusan FOMC, serta kondisi geopolitik global. Ada dua skenario yang bisa terjadi terkait hasil FOMC.

Jika The Fed menaikkan FFR pada rapat 14 Juni 2017, harga emas berpeluang jatuh dengan level support kuat US$1.200 per troy ounce. Sementara bila suku bunga urung dinaikkan, harga batu kuning akan mendekati US$1.300 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper