Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masalah Administrasi Jadi Kendala Investor Baru Pasar Modal

Bursa Efek Indonesia mengakui jika kendala administrasi memang menjadi salah satu persoalan untuk menggenjot jumlah investor saham di daerah. Kendati demikian, otoritas terus akan melakukan sosialisasi untuk mencapai target investor baru sebesar 100.000 investor pada tahun ini.
Beraktivitas di pasar modal./JIBI-Abdullah Azzam
Beraktivitas di pasar modal./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mengakui jika kendala administrasi memang menjadi salah satu persoalan untuk menggenjot jumlah investor saham di daerah. Kendati demikian, otoritas terus akan melakukan sosialisasi untuk mencapai target investor baru sebesar 100.000 investor pada tahun ini.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hosea Nicky Hogan mengatakan kendala administrasi memang sering terjadi dalam menggaet investor baru di daerah. Dia mencontohkan misalnya ada sejumlah mahasiswa yang belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP) tetapi memiliki minat untuk menjadi investor pasar modal.

Namun dia menampik jika dalam pembukaan rekening single investor identification (SID) harus menggunakan KTP elektronik.

“Bukan harus KTP elektronik. Tapi harus KTP. OJK tidak mengatur harus KTP elektronik,” katanya kepada Bisnis di gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/6/2017).

Hanya saja, lanjutnya, wewenang untuk pengaturan apakah surat keterangan pengganti KTP elektronik bisa digunakan untuk proses pembukaan rekening SID (single investor identification) berada di tangan Otoritas Jasa Keuangan.

Namun demikian, Bursa Efek Indonesia akan terus menggenjot sosialisasi untuk mencapai target 100.000 investor baru pada tahun ini. Menurutnya, hingga akhir Mei 2017, telah ada 50.000 invvestor baru.

Sementara itu, pertumbuhan investor di Sulawesi Utara misalnya menghadapi kendala administrasi yang pelik sebagai dampak dari kelangkaan blangko KTP Elektronik (KTP-el).

Fonny The, Kepala Perwakilan BEI Manado, mengatakan pertumbuhan jumlah investor dalam empat bulan pertama 2017 jauh di bawah ekspektasi. Jumlah investor dalam periode Januari-April 2017 hanya tumbuh 8,1% menjadi 5.804 rekening SID.

Dia menjelaskan, secara umum proses administrasi panjang dan terpusat di Jakarta menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan investor baru yang minim. Untuk diketahui, perwakilan BEI di daerah memang tidak punya kewenangan pembukaan rekening.

Menurut Fonny, masalah administrasi kian runyam karena sejumlah calon investor hanya mengantongi surat keterangan pengganti KTP-el seiring kelangkaan blangko KTP-el. "Masalahnya di lapangan, sekuritas gak menerima itu [surat keterangan pengganti KTP-el]," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (8/6/2017).

Fonny mengungkapkan, kelangkaan blangko KTP-el bukan satu-satunya kendala. Dia menuturkan, proses pembukaan SID yang bisa mencapai satu bulan berpotensi membuat minat calon investor redup.

Padahal, di sisi lain BEI tengah gencar menggelar sosialisasi dan kampanye Yuk Nabung Saham dan mengincar tambahan investor baru sebanyak 110.000 tahun ini. Oleh karena itu Fonny berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi dalam adminitrasi pembukaan rekeing efek baru.

Secara khusus, BEI Manado menargetkan tambahan investor baru sepanjang tahun ini sebanyak 2.000 investor. Fonny berharap, ekspansi perusahaan sekuritas ke ibukota provinsi Sulawesi Utara bisa menopang peningkatan jumlah investor.

Menurut Fonny, tahun ini ada tiga perusahaan sekuritas baru yang membuka kantor di Manado, yakni Valbury Securities, Phintraco Sekuritas, dan RHB Securities. Sebelumnya, lima sekuritas sudah bercokol di Manado, yaitu MNC Securities, IndoPremier Securities, Sinarmas Sekuritas, Philip Securities, dan BNI Securities.

Secara umum, transaksi jual beli saham di Manado dalam periode Januari-April 2017 mencapai Rp499,71 miliar atau 21,63% dari total transaksi saham sepanjang 2016 sebanyak Rp2,3 triliun.

Fonny menuturkan, tipikal investor di Sulawesi Utara kini lebih suka mengenggam koleksi saham ketimbang melepas saham. Menurutnya ini sejalan dengan tujuan dari kampanye Yuk Nabung Saham di mana BEI berharap investor berinvestasi dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper