Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Coba Bangkit di Antara Data Inflasi, Putusan Fed, dan Penyelidikan Trump

Dolar Amerika Serikat (AS) mencoba meraih kembali tenaganya pada perdagangan pagi ini (Kamis, 15/6/2017), setelah bank sentral AS The Federal Reserve seperti yang telah banyak diantisipasi menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) mencoba meraih kembali tenaganya pada perdagangan pagi ini (Kamis, 15/6/2017), setelah bank sentral AS The Federal Reserve seperti yang telah banyak diantisipasi menaikkan suku bunga acuannya.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini turun tipis 0,01% atau 0,009 poin ke 96,930 pada pukul 09.59 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka melemah 0,05% atau 0,050 poin di level 96,889, setelah pada perdagangan Rabu berakhir turun 0,04% atau 0,036 poin di posisi 96,939.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya pada hari Rabu waktu setempat (14/6). Penaikan suku bunga ini dilakukan untuk yang kedua kalinya dalam tiga bulan.

The Fed juga menyatakan akan mulai mengurangi kepemilikan obligasi dan surat berharga lainnya tahun ini. Pernyataan ini menunjukkan optimisme terhadap tumbuhnya ekonomi AS dan penguatan pasar kerja.

Suku bunga acuan AS naik sebesar 25 basis poin ke kisaran target 1%-1,25%. The Fed juga memproyeksikan satu kali kenaikan lanjutan untuk tahun ini dan tampak mengesampingkan sejumlah data ekonomi yang menunjukkan beragam hasil baru-baru ini.

“Sepertinya The Fed tetap berpegang pada cerita mereka dan pasar tetap sangat skeptis bahwa Fed akan dapat mengambil tindakan hanya berdasarkan data yang mendasarinya. Saya akan berpikir bahwa di satu titik pasar akan memperhitungkan risiko yang lebih besar bahwa The Fed mungkin bergerak terlalu cepat,” kata Mark Cabana, head of U.S. short rates strategy di Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan sejumlah bank besar di Wall Street memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya satu kali lebih lanjut tahun ini dan tiga kali pada tahun 2018.

Pada perdagangan kemarin (14/6), indeks dolar turun ke level terendah sejak 9 November, menyusul rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Namun dalam pernyataannya setelah menuntaskan rapat kebijakan yang telah berlangsung selama dua hari, The Fed mengindikasikan bahwa pihaknya melihat pelemahan data ekonomi hanya sementara serta memperkirakan untuk lanjut menaikkan suku bunganya. The Fed juga menyusun rencana untuk mulai mengurangi neraca keuangan senilai lebih dari US$4 triliun tahun ini.

“The Fed memberi kesan bahwa mereka tidak bereaksi berlebihan terhadap data IHK dan penjualan ritel. Ini adalah pesan yang sangat padat, dan mereka memperkirakan akan melakukan penaikan lagi tahun ini. Akibatnya dolar telah meraih kembali pergerakannya,” ujar Richard Franulovich, ahli strategi mata uang di Westpac Banking Corp.

Pergolakan politik di Washington juga turut membebani greenback sebelumnya, setelah Washington Post melaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang diselidiki oleh penasihat khusus, Robert Mueller, atas dugaan campur tangan Trump dalam proses penyelidikan FBI.

“Ada banyak hal yang perlu dicerna, dan bahkan beberapa tampaknya saling bertentangan, seperti fakta bahwa Fed merevisi prospek inflasinya sendiri sedikit lebih rendah namun tetap mempertahankan rencananya untuk menaikkan suku bunganya lagi tahun ini,” kata Mitsuo Imaizumi, kepala strategi forex untuk Daiwa Securities.

 

Posisi indeks dolar AS                                       

15/6/2017

(Pk. 09.59 WIB)

96,930

(-0,01%)

14/6/2017

96,939

(-0,04%)

13/6/2017

96,975

(-0,17%)

12/6/2017

97,138

(-0,14%)

9/6/2017

97,274

(+0,37%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper