Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibuka Menguat, Rupiah Kembali Berakhir Terdepresiasi

Pergerakan nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (22/6/2017).
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (22/6/2017).

Rupiah ditutup melemah tipis 0,05% atau 6 poin ke Rp13.324 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 0,08% atau 11 poin di posisi 13.307.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif di kisaran Rp13.304 – Rp13.328 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (21/6), rupiah ditutup terdepresiasi 0,20% atau 26 poin di posisi 13.318 per dolar AS, meski pada saat yang sama dolar AS melanjutkan pelemahannya.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama kemarin ditutup melemah 0,21% di posisi 97,559.

Hari ini indeks dolar lanjut melandai 0,09% atau 0,086 poin ke 97,473 pada pukul 16.21 WIB, setelah dibuka turun 0,02% atau 0,015 poin di level 97,544.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mata uang lainnya di Asia terpantau bergerak variatif.

Yen Jepang dan won Korea Selatan memimpin penguatan kurs Asia hari ini masing-masing dengan 0,27% dan 0,26%. Adapun rupiah memimpin depresiasi mata uang Asia bersama dengan baht Thailand.

Dolar AS melemah terhadap yen hari ini seiring meredanya reli yang tercatat baru-baru ini terkait pertaruhan atas kenaikan suku bunga AS tahun ini.

Sementara itu, pelemahan harga minyak mentah WTI yang membawa minyak dalam kondisi bear market di tengah kekhawatiran bahwa jumlah cadangan di Amerika Serikat (AS) akan merusak upaya OPEC menahan kelebihan suplai global turut berdampak pada pergerakan dolar terhadap yen.

“Penghindaran risiko yang timbul dari penurunan harga minyak saat ini merupakan salah satu faktor yang menjelaskan pergerakan dolar terhadap yen,” kata Christopher Wong, ahli strategi FX untuk Maybank di Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper