Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Ragukan Kebijakan Trump, Dolar AS Merosot

Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menjanjikan program ekonomi pro pertumbuhan semakin diragukan pelaku pasar. Hal ini berimbas kepada dolar AS yang tertekan terhadap sejumlah mata uang global lainnya pada perdagangan Jumat (18/8/2017).
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menjanjikan program ekonomi pro pertumbuhan semakin diragukan pelaku pasar. Hal ini berimbas kepada dolar AS yang tertekan terhadap sejumlah mata uang global lainnya pada perdagangan Jumat (18/8/2017).

Pada perdagangan Jumat (18/8/2017) pukul 15.52 WIB, indeks dolar AS turun 0,13 poin atau 0,14% menuju 93,494. Sepanjang tahun berjalan DXY merosot 8,55%.

Indeks dolar AS (DXY) merupakan perbandingan greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Besar bobot masing-masing mata uang ditentukan oleh Federal Reserve berdasarkan pengaruhnya terhadap perdagangan Amerika Serikat. Kebijakan ini belaku sejak 1973.

Bobot yang paling besar terhadap DXY adalah mata uang Euro (EUR) sebesar 57,6%, disusul yen (JPY) 13,6%, poundsterling (GBP) 11,9%, dolar Kanada 9,1%, krona Swedia 4,2%, dan franc Swiss 3,6%.

Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya menyampaikan, dolar AS melemah terhadap euro, poundsterling, yen, dolar Australia, dan Kanada. Berita terbaru yang mencemaskan pasar yaitu langkah penasihat ekonomi presiden lainnya yang masih ada seperti Gary Cohn dan rekannya akan ikut mengundurkan diri.

“Jika benar terjadi maka kebijakan pro pertumbuhan Trump semakin diragukan akan terlaksana,” papar analis Monex.

Sebelumnya pada Senin (14/8/2017) delapan anggota dewan manufaktur Gedung Putih mengundurkan diri, dimulai dari Ken Frazier, CEO perusahaan farmasi besar Merck. Selanjutnya Trump memecat dua anggota lainnya pada Rabu (16/8/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper