Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Kembali Melemah. Ini Penyebabnya

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tergelincir dari penguatan yang dibukukannya pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/8/2017), di tengah prediksi turunnya pembelian minyak sawit oleh India
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tergelincir dari penguatan yang dibukukannya pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/8/2017), di tengah prediksi turunnya pembelian minyak sawit oleh India.

Kontrak berjangka CPO untuk November 2017, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, melemah 0,38% atau 10 poin ke posisi 2.648 ringgit per ton pada pukul 10.09 WIB.

Padahal, harga CPO sempat melanjutkan penguatannya ketika dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,11% atau 3 poin di posisi 2.661, setelah pada perdagangan Kamis (17/8) berakhir rebound 0,80% atau 21 poin di level 2.658.

Dilansir Bloomberg, pembelian minyak sawit oleh India kemungkinan akan menurun dalam beberapa pekan mendatang setelah India menaikkan bea impornya atas minyak tropis hingga dua kali lipat.

India, sebagai importir minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) terbesar di dunia, menaikkkan bea masuk komoditas tersebut menjadi 15% dari sebelumnya 7,5%.

Selain minyak sawit, komoditas sejenis lain yang terkena peningkatan pajak impor ialah minyak kedelai. Adapun bea masuk minyak nabati lainnya masih tetap di level 12,5% untuk minyak mentah dan 20% untuk minyak nabati olahan.

“Pembelian minyak sawit India akan melambat dalam jangka pendek dan sejumlah pembeli dapat memilih minyak nabati lainnya seperti minyak bunga matahari dan minyak kanola,” kata Rajesh Modi, seorang pedagang di Sprint Exim, seperti dikutip dari Bloomberg.

Menurut riset CIMB, bea impor yang lebih tinggi di India berdampak negatif bagi harga CPO. Menurut Maybank, permintaan minyak sawit India kemungkinan melambat dalam beberapa pekan ke depan.

Faktor lain yang membebani sawit adalah laporan mengenai penurunan ekspor. Data Intertek menunjukkan, ekspor minyak sawit Malaysia turun 14,6% (m-o-m) pada 1-15 Agustus menjadi 512.039 ton. Adapun data SGS menunjukkan ekspor minyak sawit Malaysia turun 12,8% (m-o-m) menjadi 537.022 ton pada periode yang sama.

Sementara itu Malaysia Palm Oil Board melaporkan, jumlah stok sawit pada Juli naik 16,8% (m-o-m) menjadi 1,78 juta ton, sedangkan jumlah produksi menanjak 20,7% (m-o-m) menjadi 1,83 juta ton.

Di sisi lain, nilai tukar ringgit hari ini terpantau melemah tipis 0,02% ke posisi 4,2965 per dolar AS pada pukul 10.23 WIB, setelah pada Kamis (17/8) berakhir terapresiasi 0,07% di posisi 4,2955.

Pergerakan Harga CPO Kontrak November 2017

Tanggal

Level

Perubahan

18/8/2017

(Pk. 10.09 WIB)

2.648

-0,38%

17/8/2017

2.658

+0,80%

16/8/2017

2.637

-0,34%

15/8/2017

2.646

-1,08%

14/8/2017

2.675

-0,45%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper