Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi Sepekan, Dolar AS Melaju

indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,01% atau 0,014 poin ke 93,377 pada pukul 11.03 WIB.

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat bergerak menguat pada perdagangan Kamis, (19/10/2017), didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS pekan ini, dengan perhatian pasar beralih ke siapa yang selanjutnya akan memimpin Federal Reserve.

indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,01% atau 0,014 poin ke 93,377 pada pukul 11.03 WIB.

Dilansir Reuters, kenaikan imbal hasil obligasi AS pekan ini membantu memberi dukungan pada greenback. Yield obligasi naik ke level tertingginya sejak November 2008 pada hari Rabu (18/10), didukung oleh harapan akan pengetatan kebijakan moneter global.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi satu minggu di 2,352% pada hari Rabu, dan terakhir bertahan di 2,342%. Imbal hasil telah meningkat 6 basis poin sepanjang pekan ini.

"Agar ekspektasi kebijakan moneter AS yang semakin ketat, kami perlu melihat lebih banyak bukti untuk memastikan bahwa inflasi di AS meningkat," kata Kumiko Ishikawa, analis valuta asing Sony Financial Holdings, seperti dikutip Reuters.

Dengan Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini di bulan Desember, pasar sekarang mencari kejelasan mengenai siapa yang akan memimpin bank sentral AS tersebut setelah masa jabatan Janet Yellen berakhir pada Februari 2018.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengumumkan keputusannya tentang siapa yang akan menjadi ketua Federal Reserve dalam beberapa hari mendatang.

Dolar menguat sejak awal pekan ini setelah ekonom Stanford University John Taylor muncul sebagai kandidat utama untuk kursi The Fed berikutnya.

"Jika ternyata Taylor [menjadi Gubernur the Fed,] ini kemungkinan akan memicu penjualan obligasi As, setidaknya dalam jangka pendek," kata Satoshi Okagawa, analis pasar global senior di Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Taylor dikenal sebagai pendukung kebijakan moneter berbasis aturan dan sesuai dengan rumusnya, yang dikenal sebagai aturan Taylor, suku bungan the Fed harus jauh lebih tinggi daripada target saat ini sebesar 1,0-1,25%.

Dengan demikian, ada spekulasi bahwa the Fed dapat mulai menaikkan suku bunga secara lebih cepat jika Taylor menjadi gubernur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper